Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan sudah ada 400 pegawai Garuda Indonesia yang mengajukan pensiun dini. Mereka menerima tawaran pensiun dini lantaran kondisi keuangan perusahaan sudah tak lagi sehat akibat pandemi Covid-19.
"Kita juga menawarkan pensiun dini. Sudah ada 400 orang yang mengajukan pensiun dini," kata Irfan di Jakarta, Jumat (24/7).
Irfan menuturkan pegawai yang mengajukan pensiun dini berusia 45 tahun ke atas. Beberapa dari mereka ada yang memutuskan untuk beristirahat dan ada juga yang mulai bisnis baru.
Advertisement
Dia memastikan, dalam kondisi saat ini, pilihan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi jalan terakhir yang dilakukan Garuda Indonesia. "PHK ini opsi terakhir," kata dia.
Selain menawarkan pensiun dini, Garuda Indonesia telah melakukan pemotongan gaji kepada direksi dan karyawan. Kemudian perusahaan menunda pemberian gaji hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Kita lakukan pemotongan gaji dan kita tunda, mulai dari level direksi. Saya kaget juga ada BUMN lain yang tidak melakukan itu, tapi mungkin kondisi keuangannya masih bagus," tutur Irfan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rumahkan Karyawan Kontrak
Garuda juga menawarkan secara sukarela bagi karyawan kontrak untuk dirumahkan. Lalu tidak melakukan perpanjangan kontrak. Beberapa bahkan dipercepat masa kontraknya.
Kondisi ini terjadi kata Irfan karena bisnis penerbangan penumpang turun sampai 90 persen. Sehingga untuk menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan hanyalah penumpang. Sebab suntikan dana dari pemerintah hanya bersifat sementara.
"Yang bisa menyelamatkan Garuda adalah penumpang, dana pemerintah itu sementara, yang memastikan Garuda bisa recovery itu penumpang," kata Irfan mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Dirut Garuda: Orang Naik Pesawat karena Terpaksa
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan, penumpang pesawat saat ini hanya mereka yang terpaksa terbang dengan alasan tertentu. Misalnya untuk keperluan dinas pekerjaan atau kondisi darurat keluarga.
"Hari ini yang terbang itu yang memang harus terbang karena dinas atau kondisi keluarga yang tengah gawat," kata Irfan dalam diskusi Ngopi Pagi bertajuk 'Yuk Terbang Lagi Bersama Garuda Indonesia' di Rakyat Merdeka TV, Jakarta, Jumat, (24/7/2020).
Sementara itu penumpang yang mau terbang untuk keperluan wisata atau silaturahim ke lintas daerah belum ada. Mereka masih memastikan situasi dan kondisi lantaran takut terpapar virus corona dalam perjalanan.
Untuk itu, Garuda Indonesia membuat kampanye Terbang Bersama Garuda Aman dan Nyaman. Penerapan protokol kesehatan yang ketat dilakukan perusahaan. Penumpang dan awak kabin wajib memakai masker dan memberlakukan jaga jarak.
Di kelas ekonomi, kursi baris 3 hanya diisi 2 kursi. Kursi tengah senagaja dikosongkan untuk menjaga jarak. Begitu juga untuk kursi bisnis yang hanya diisi satu penumpang.
"Kelas bisnis, dua kursi hanya diisi satu penumpang," kata dia.
Namun Garuda Indonesia tetap memberikan pilihan bagi penumpang keluarga yang ingin duduk berderet. Hanya saja ini pun tidak selalu diizinkan, harus dengan persetujuan semua pihak.
"Tapi inis esuai dengan kesepakatan bersama, terbang ini harus membuat aman dengan kehadiran kita bukan hanya terbang aman," katanya mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.comÂ
Pilot Garuda Indonesia Diklaim Terbaik di Asia Pasifik
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan maskapai yang dibawahinya kini memiliki sejumlah pilot terbaik yang sudah diakui dunia. Keterampilannya bahkan bisa membuat penumpang asing terkagum-kagum dan memberikan apresiasi sambil bertepuk tangan.
Pernyataan itu dikeluarkannya saat berbincang santai dengan Raffi Ahmad dalam siaran live Instagram di akun resmi @garuda.indonesia, Jumat (17/7/2020) malam.
"Pilot kita paling jago se-Asia Pasifik. Katanya kalau di dunia juga paling jago, kalau mendarat pun cesss (lancar)," tutur Irfan kepada Raffi Ahmad, seperti dikutip Sabtu (18/7/2020).
"Seringkali (pendaratan mulus itu) kan ditepokin sama penumpang yang londo-londo, yang sebelumnya enggak pernah naik pesawat Garuda Indonesia," sambung dia.
Namun cerita bagus itu sulit terulang di saat wabah pandemi Covid-19 sekarang ini. Sebab, Irfan menyebutkan jumlah penumpang Garuda Indonesia kini hanya tersisa 10 persen saja.Â
Advertisement