Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku memiliki 20 burung peliharaan di kediamannya. Baginya, cuitan suara burung sebagai salah satu obat kepenatan setelah bekerja.
"Ada 20 (burung) di rumah saya karena ini membuat saya konek dengan alam," kata Sri Mulyani dalam program Live To The Poin di akun YouTube Kumparan, Jakarta, Jumat (24/7).
Baca Juga
Sri Mulyani mengaku suara-suara burung ini membuat otaknya menjadi lebih santai setelah bergelut dengan hitungan angka-angka. Selain itu ini juga sebagai caranya untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga.
Advertisement
"Kita ini kan punya oasis, kalau beragama dia bisa solat berzikir dan lain-lain. Kalau saya selain solat dan berdoa juga konek ke alam karena itu membuat saya jadi happy," kata dia.
Selain itu Sri Mulyani menyukai berjalan-jalan melihat pepohonan. Menikmati udara segar sambil sesekali melihat ke langit.
"Sekarang ini kan langit warnanya semakin biru karena banyak orang yang tidak bisa beraktivitas ke luar," tuturnya.
Selain itu, di tengah kesibukannya sebagai menteri, Sri Mulyani juga menyempatkan diri menjalani hobinya melukis atau bernyanyi. Dia mengaku memiliki sebuah buku yang biasa digunakan untuk melatih fokus otak.
Dalam sebuah rapat dengan stafnya, kadang dia mendengarkan pemaparan sambil mewarnai. Meski begitu dia tetap bisa menyimak pemaparan ralat tersebut.
"Kalau rapat sampai tengah malam sama anak buah, kalau otaknya capek, sambil mereka menjelaskan saya mendengarkan sambil mewarnai dan itu membuat otak saya kembali fokus," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita Sri Mulyani Hadapi 2 Kali Krisis Ekonomi Ketika Menjabat Menkeu
Krisis ekonomi global tahun 2008 pernah dihadapi Sri Mulyani yang kala itu sebagai Menteri Keuangan. Pada pemerintahan Presiden SBY sektor keuangan bank dan non bank terpukul.
Pada kepemimpinan selanjutnya, Sri Mulyani kembali dipercaya sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Joko Widodo. Pada periode kedua ini Sri Mulyani kembali dihadapkan oleh krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19.
"Kita ini kan enggak pernah memilih, mau jadi Menteri Keuangannya kapan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (24/7).
Sri Mulyani mengaku pengalaman berhadapan dengan krisis membuatnya menjadi semakin matang. Dia juga makin fasih dalam mengambil langkah kebijakan. Meskipun dua krisis ini menghantam sektor yang berbeda.
Krisis tahun 2008 dampaknya pada perbankan, sektor riil dan perusahaan yang kolaps. Sehingga pemeirntah saat itu berjaga agar perusahaan atau korporasi tidak tumbang.
Sementara itu, pada krisis ekonomi kali ini mengancam kesehatan manusia. Faktor kesehatan menjadi faktor utama yang membuat orang berdiam diri di rumah. Sehingga aktivitas ekonomi melambat bahkan beberapa terpaksa berhenti.
"Ini beda sekali karena semua banyak kena duluan akibat orang enggak keluar rumah," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Berbekal Pengalaman
Akibat yang ditimbulkan pun seperti efek domino. Sehingga banyak hal yang perlu ditangani badan diantisipasi. Pemerintah pun telah memberikan sejumlah kebijakan untuk menahan perlambatan ekonomi. Mulai dari memberikan sembako, memberikan restrukturisasi kredit, menurunkan suku bunga dan sebagainya.
Sri Mulyani mengatakan pengalaman ini juga membuat pemerintah Indonesia selangkah di depan dalam mengambil keputusan. Saat negara-negara lain baru akan mengumumkan kebijakan yang diambil, Pemerintah Indonesia sudah memutuskan kebijakan yang diambil.
"Pengalaman penanganan krisis ini memberikan kita mengalami kecepatan dalam krisis, meskipun kita sturgle, ini nanti gimana," kata dia.
"Jadi landasan hukum ini baik karena semua belajar dari krisis sebelumnya. Kita enggak sempurna tapi kita akan terus evaluasi dan adaptasi," tambahnya.
Reporter:Â Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.comÂ