Sukses

Covid-19 Bikin Ekonomi Dunia Rontok hingga Minus 7,6 Persen di 2020

Pandemi Corona Covid-19 yang menyerang seluruh dunia berdampak ke seluruh negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona yang menyerang seluruh dunia berdampak ke seluruh negara di dunia. Diperkirakan, pandemi Corona Covid-19 ini membuat pertumbuhan ekonomi dunia rontok hingga minus 7,6 persen di 2020.

"Berbagai perkiraan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi (global) pada 2020 bisa kisaran minus 7,6 persen karena covid-19," kata Ketua Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Tirta Hidayat, dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Dampak dari pandemi Covid-19 bahkan membuat negara-negara mengalami krisis terburuk. Bahkan Inggris terkenan krisis yang mungkin terburuk dalam kurun waktu 350 tahun.

"Jadi ini menunjukkan bahwa dampaknya itu benar-benar besar masif dan global hampir merata. Sehingga kalau kita lihat adanya ancaman terjadinya resesi di hampir semua belahan dunia," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Prediksi Jokowi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kondisi ekonomi global semakin sulit akibat pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini ditandai dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang selalu berubah-ubah setiap bulannya.

Jokowi menyebut Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global minus 2,5 persen. Padahal, awalnya ekonomi global diprediksi bisa tumbuh 3 persen sampai 3,5 persen pada 2020.

"2 bulan lalu saya telepon Bank Dunia, beda lagi jawabannya. Pertumbuhan ekonomi dunia minus 5 persen," kata Jokowi dalam video conference, pada Kamis 23 Juli 2020.

Selain itu, dia juga mendapat laporan dua pekan lalu dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) bahwa proyeksi ekonomi dunia akan minus 6 sampai minus 7,6 persen. Prediksi-prediksi dari lembaga internasional ini dinilai menjadi gambaran sulitnya ekonomi global selama pandemi corona.

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tapi makin sulit. Minus 2,5 ganti sebulan berikutnya, jadi minus 5, sebulan berikutnya jadi minus 6 sampai minus 7 persen. Gambaran kesulitannya seperti itu," imbuhnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com