Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik tipis pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga minyak ini didorong oleh penurunan tajam persediaan minyak mentah di AS.
Namun, kenaikan harga minyak tersebut tertahan karena angka positif virus Corona yang terus menyentuh rekor baik di AS maupun di dunia.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Kamis (30/7/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 45 sen menjadi USD 43,67 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 23 sen menjadi USD 41,27 per barel.
Advertisement
Energy Information Administration mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 10,6 juta barel pekan lalu menjadi 526 juta barel. Penurunan ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2019.
Sedangkan impor minyak mentah AS turun 1 juta barel per hari menjadi 1,9 juta barel per hari.
"Jika melihat penurunan ini maka bisa menjadi indikator utama bahwa sebagian besar pasar mulai bergerak lebih agresif ke keseimbangan," kata analis CHS Hedging, Tony Headrick.
Penurunan stok minyak mentah kemungkinan merupakan hasil dari pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disepakati pada bulan April. Pemotongan ini untuk menjaga harga minyak agar tidak terus mengalami tekanan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Sebelumnya
Harga minyak turun sekitar 1 persen pada hari Selasa. Hal ini karena anggota parlemen AS bersiap paket stimulus ekonomi dan investor khawatir tentang kenaikan kasus virus corona di seluruh dunia.
Dikutip dari CNBC, Rabu (29/7/2020), minyak mentah berjangka Brent turun 19 sen, atau 0,44 persen, menjadi USD 43,22 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate menetap 56 sen, atau 1,35 persen lebih rendah pada USD 41,04 per barel.
Partai Republik AS meluncurkan proposal bantuan virus corona baru pada hari Senin, empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan manfaat pengangguran yang diperluas. Pada hari Selasa, mereka menghadapi pembicaraan sulit dengan Demokrat tentang cara terbaik untuk pulih dari pandemi virus corona.
"Ada kekhawatiran dengan stimulus dari Washington, yang sangat penting untuk kompleks minyak dan untuk mendukung permintaan, terutama untuk bensin," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Kilduff menambahkan bahwa semakin lama pembicaraan, semakin akan membebani sentimen pasar.
Juga negatif untuk harga minyak, kepercayaan konsumen A.S. mereda pada bulan Juli di tengah maraknya infeksi COVID-19 di seluruh negara. Kasus di seluruh dunia telah meningkat menjadi sekitar 16,57 juta orang.
Advertisement