Sukses

Miliki Potensi Energi Ramah Lingkungan Terbesar di Dunia, Indonesia Bisa Jadi Negara Adidaya

Untuk mencapai target bauran energi terbarukan, Indonesia dinilai perlu melakukan pembenahan regulasi dan tata kelola pemanfaatan energi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki potensi energi terbarukan atau ramah lingkungan terbesar di dunia, mencapai sebesar 442 giga watt (GW) atau sekitar 6,5 kali kapasitas pembangkit saat ini.

Dengan potensi sebesar itu, Indonesia bisa menjadi negara adidaya jika melakukan pemanfaatan dengan tepat. Apalagi, potensi itu baru digunakan 2,15 persennya saja. Indonesia sendiri punya target mencapai bauran energi terbarukan hingga 23 persen di tahun 2025 nanti.

Duta Besar Inggris Untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menyatakan, Inggris pun pernah menggunakan energi fosil, namun mereka langsung memanfaatkan peluang energi ramah lingkungan yang mereka punya.

"Indonesia berpotensi menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan. Melihat pengalaman Inggris, kami pernah menggunakan batu bara sebagai sumber energi, namun dalam 2 tahun kami sudah tidak menggunakannya lagi karena berganti ke energi angin dan matahari (solar), dan energi terbarukan itulah yang kami terus kembangkan," ujar Owen dalam paparannya secara virtual, Kamis (30/7/2020).

Untuk mencapai target bauran energi terbarukan, Indonesia dinilai perlu melakukan pembenahan regulasi dan tata kelola pemanfaatan energi tersebut.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Program Mentari

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM menggandeng pemerintah Inggris lewat program Mentari dengan tujuan memaksimalisasi potensi energi terbarukan ini.

Maksimalisasi ini pun bukan semata-mata menggantikan penggunaan energi fosil, namun turut memberi pengaruh besar terhadap lingkungan.

Jika energi ramah lingkungan berkembang, tentu emisi berbahaya akan berkurang, kualitas udara akan meningkat serta akses energi ke daerah 3T dan kawasan Timur Indonesia juga akan meningkat.

Selama ini, elektrifikasi di Indonesia mengandalkan energi fosil dan penyalurannya masih belum merata 100 persen, terutama di kawasan Timur Indonesia. Padahal, kawasan Timur memiliki sumber daya terbarukan yang besar.

"Rasio elektrifikasi kita sudah 98,99 persen, dimana 1 persennya sebagian besar berada di kawasan Timur. Nantinya, program Mentari kan sangat tepat jika difokuskan ke kawasan Timur Indonesia karena di sana sumber dayanya melimpah," jelas Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE, Haryanto