Liputan6.com, Jakarta - Petrokimia Gresik mendapat insentif penurunan harga gas alam berlaku sejak Mei sampai dengan Juli 2020. Atas kebijakan tersebut, perusahaan dapat menghemat Rp 743,97 miliar.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan kebijakan penyesuaian harga gas dari Kementerian ESDM akan meningkatkan daya saing industri nasional, termasuk industri pupuk. Karena gas alam merupakan bahan baku penting untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK, dan ZA.
Baca Juga
Hal ini sebagai bentuk implementasi penyesuaian harga gas bumi atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia No. 89K/10/MEM/2020.
Advertisement
"Bahkan komponen biaya gas memiliki porsi hingga 70 persen dalam struktur biaya produksi pupuk Urea. Sehingga dengan adanya penyesuaian harga gas ini dampaknya tentu akan mendukung ketahanan pangan nasional," kata Rahmad, di Jakarta, Kamis (30/7/2020).
Penurunan harga gas ditandai dengan penandatanganan dokumen amandemen jual beli gas Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Rahmad menjelaskan, penyesuaian harga gas membantu meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan global.
Efisiensi ini sejalan dengan program transformasi bisnis yang dijalankan Petrokimia Gresik sejak tahun 2019 melalui perbaikan dan peningkatkan efisiensi value chain.
Â
7 Sektor
Adapun penyesuaian harga gas bumi diatur untuk tujuh sektor, salah satunya industri pupuk. Dimana harga pada titik serah pengguna (plant gate) ditetapkan pada kisaran harga US$ 6 per Million British Thermal Units (MMBTU).
"Dengan penyesuaian harga gas terbaru ini, kami memproyeksikan Petrokimia Gresik dapat menghemat biaya sebesar Rp743,97 miliar," ujar Rahmad.
Sebelumnya, Petrokimia Gresik juga telah menandatangani dokumen amandemen dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya, yaitu Kangean Energy Indonesia (KEI) dan Pertamina Hulu Energi - West Madura Offshore (PHE WMO).
"Apabila value chain mencapai tahapan paling efektif dan efisien, tentu harga pokok penjualan produk Petrokimia Gresik dapat lebih kompetitif, sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global," tuturnya.
Menurut Rahmad, tahun ini Petrokimia Gresik juga akan bertransformasi dari Single Industry Firm menjadi Related Diversified Industry dengan meneruskan hilirisasi produk.
"Untuk itu, kita juga akan mengkaji produk hilir berbasis gas alam yang mempunyai nilai tambah yang besar," imbuh Rahmad.
Salah satunya adalah Soda Ash, yang akan memanfaatkan gas CO2 hasil samping dari Pabrik Amoniak sebesar 174 ribu ton. Melalui program hilirisasi ini diharapkan Petrokimia Gresik akan semakin mampu meningkatkan profitabilitas sebagai bagian dari perusahaan milik negara.
Â
Advertisement
Hadapi Persaingan
Rahmad menjelaskan, penyesuaian harga gas tersebut akan sangat membantu perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Efisiensi ini sejalan dengan program Transformasi Bisnis yang dijalankan Petrokimia Gresik sejak tahun 2019 melalui perbaikan dan peningkatkan efisiensi value chain.
"Apabila value chain mencapai tahapan paling efektif dan efisien, tentu harga pokok penjualan produk Petrokimia Gresik dapat lebih kompetitif, sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global," ujarnya.
Penyesuaian harga gas, lanjut Rahmad, juga berdampak positif dalam mengefisienkan dana subsidi yang dibayar oleh pemerintah melalui APBN. Melalui efisiensi tersebut, pemerintah memiliki opsi untuk menambah kuantum produksi pupuk bersubsidi bagi petani. Efisiensi tersebut juga dapat digunakan untuk peningkatan kualitas produk dan pelayanan dari Petrokimia Gresik.
"Sehingga pada akhirnya kebijakan penyesuaian harga gas ini akan dirasakah oleh petani di seluruh nusantara," tutup Rahmad.