Sukses

Harga Minyak Tenggelam Lebih dari 3 Persen karena Ekonomi AS Melemah

Sebagai tanda dampak buruk dari virus Corona di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, ekonomi negara itu mengalami kontraksi paling tajam sejak Depresi Hebat.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak merosot pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) menyusul pelemahan data ekonomi AS. Penurunan harga minyak ini juga terjadi usai Presiden AS Donald Trumo menyarankan penundaan pemilihan presiden.

Para pelaku pasar menjual aset-aset berisiko seperti minyak setelah Trump mengunggah pernyataan di media sosial yang menyarankan untuk menunda pemilihan.

Mengutip CNBC, Jumat (31/7/2020), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun USD 1,35, atau 3,27 persen setelah jatuh lebih dari 5 persen di awal sesi. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 81 sen di level USD 42,94 per barel.

"Kami memiliki potensi ketidakpastian politik yang sangat serius di AS jika tanggal pemilihan diusulkan mundur," kata analis Again Capital, New York, John Kilduff.

Sementara itu, sebagai tanda dampak buruk dari virus Corona pada AS, konsumen minyak terbesar di dunia, ekonomi negara itu mengalami kontraksi paling tajam sejak Depresi Hebat.

Produk domestik bruto AS runtuh pada tingkat terdalam sejak tahun 1947. Selain itu, klaim pengangguran mingguan naik, sebuah sinyal bahwa wabah yang memburuk di seluruh wilayah AS sedang mengambil langkah korban lebih lanjut pada ekonomi.

"Unggahan Trump menjadi pemicu akhir di saat pelaku pasar tengah mencerna kembali angka produk domestik bruto AS yang mengerikan," kata Kilduff. Dampaknya, harga minyak pun mengalami tekanan. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Sebelumnya, harga minyak naik tipis pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga minyak ini didorong oleh penurunan tajam persediaan minyak mentah di AS.

Namun, kenaikan harga minyak tersebut tertahan karena angka positif virus Corona yang terus menyentuh rekor baik di AS maupun di dunia.

 

Mengutip CNBC, Kamis (30/7/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 45 sen menjadi USD 43,67 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 23 sen menjadi USD 41,27 per barel.

Energy Information Administration mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 10,6 juta barel pekan lalu menjadi 526 juta barel. Penurunan ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2019.

Sedangkan impor minyak mentah AS turun 1 juta barel per hari menjadi 1,9 juta barel per hari.

"Jika melihat penurunan ini maka bisa menjadi indikator utama bahwa sebagian besar pasar mulai bergerak lebih agresif ke keseimbangan," kata analis CHS Hedging, Tony Headrick.

Penurunan stok minyak mentah kemungkinan merupakan hasil dari pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disepakati pada bulan April. Pemotongan ini untuk menjaga harga minyak agar tidak terus mengalami tekanan.