Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mendeklarasikan Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Deklarasi ini sekaligus menandai pembukaan pariwisata di Bali.
Luhut mengatakan, Bali dan pariwisata merupakan dua entitas yang saling melekat dan tak terpisahkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mewanti-wanti agar sektor pariwisata menjadi perhatian para menteri.
"Presiden berkali-kali mengingatkan kami para pembantunya, bahwa kami harus tangani pariwisata ini dengan benar," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Jumat (31/7/2020).
Advertisement
Dalam menangani pandemi ini, pemerintah telah mengambil langkah komprehensif. Penanganan dari sisi kesehatan dan ekonomi dilakukan secara bersamaan. Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus ekonomi untuk membantu sektor pariwisata yang terdampak pandemi. Sebab penerimaan negara dari sini sangat tinggi dan banyak menyerap tenaga kerja.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), 60 persen wisatawan mancanegara berwisata ke Bali. Pariwisata pulau Dewata ini menyumbang 28,9 persen devisa pariwisata nasional. Nilainya mencapai Rp 75 triliun.
Namun BPS menyebut akibat pandemi, wisatawan mancanegara pada Mei 2020 anjlok sampai 86,9 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama. Catatan Bank Indonesia juga menunjukkan devisa pariwisata ikut terjun dan mengalami kontraksi hingga 97,3 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Melihat ini, Luhut menilai sudah saatnya sektor ekonomi mulai dipulihkan. Salah satunya dengan membuka kembali pariwisata di Bali.
"Sekarang kita melihat bahwa sudah waktunya ekonomi ini mulai dipulihkan. Hari ini adalah yang menurut saya merupakan hari yang bersejarah," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Protokol Kesehatan
Meski begitu mantan Kepala Staf Kepresidenan tak ingin wisata dibuka begitu saja. Dia ingin para pengusaha sektor ini tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah dibuat pemerintah.
"Masalah kesehatan ini penting, oleh karena itu protokol kesehatan jangan sampai ditawar-tawar. Kita semua harus bahu-membahu untuk menegakkan disiplin ini," kata dia.
Pembukaan sektor pariwisata di Bali ini juga telah memerhatikan jumlah kasus pasien terkonfirmasi terjangkit virus Corona. Sebab ini menjadi acuan suatu wilayah berstatus merah, kuning atau hijau.
Di Bali secara umum sudah banyak wilayah hijau sehingga aktivitas ekonomi bisa dilakukan. Bali ini menurut saya beberapa daerah sudah banyak yang hijau, ada masih yang kuning tapi tidak ada yang merah,” kata dia.
Namun jika jumlah pasien terjangkit kembali melonjak, tidak menutup kemungkinan wisata di Bali akan ditutup kembali.
"Jadi kerjasama kita itu penting. Jadi tidak boleh satupun merasa diri paling penting dalam masalah ini. Kita harus teamwork menyelesaikan ini," katanya mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement