Liputan6.com, Jakarta - Mandiri Sekuritas membantah adanya pemberitaan mengenai kantor-kantor BUMN yang terpapar Covid-19, di mana di dalamnya terdapat 1 kasus dari Mandiri Sekuritas.
"Bersama ini kami informasikan bahwa tidak terdapat kasus positif Covid-19 di Mandiri Sekuritas," ujar Deputy Head of Digital Marketing, Corporate Secretary and Communications Nadya Siregar dalam keterangannya, Sabtu (1/8/2020).
Baca Juga
Konfirmasi ini disampaikannya setelah perusahaan melakukan proses swab test kepada para karyawan yang bekerja di kantor (Work from Office-WFO).
Advertisement
Nadya menegaskan, Mandiri Sekuritas telah menjalankan sistem Work from Home (WFH) dan WFO secara bergantian sejak 16 Maret 2020.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19, Perusahaan juga mewajibkan penggunaan masker, physical distancing, menyediakan hand sanitizer di setiap ruangan area kantor, dan menjaga kebersihan kepada seluruh karyawan serta tamu di lingkungan kantor Mandiri Sekuritas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jurus Mandiri Sekuritas Antisipasi Dampak Pandemi Corona
Meski di tengah hantaman Covid-19, Mandiri Sekuritas mencatatkan kondisi yang cukup baik selama semester I 2020. Hal ini tercermin dari Return on equity (ROE) yang masih berada di atas 7 persen.
Rasio ROE ini dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin baik. Itu mengindikasikan bahwa posisi perusahaan akan terlihat semakin kuat, begitu pun sebaliknya.
“Posisi per juni 2020 net profit kita masih positif. Kita juga punya ROE masih cukup bagus, masih sekitar di atas 7 persen,” ujar Heru Handayanto, Direktur Operations Mandiri Sekuritas, dalam konferensi pers, Kamis (23/7/2020).
“Again, ini tidak menghitung MMI (Mandiri Manajemen Investasi), ini hanya konsolidasi Mansek (Mandiri Sekuritas) dan Singapore (MSPL)," imbuhnya.
Heru menambahkan, Mansek telah berhasil menjalankan cost efficiency. Menurutnya, di tengah krisi seperti ini, cost efficiency management harus dilakukan. Hal ini untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi krisis yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir.
“Jadi apa yang kita lakukan ke depan itu adalah business resiliency kita jaga. Cost-conscious implementasinya tetap harus dijaga. Kita hanya fokus di essential expenses, begitu juga di capex kita juga melakukan capex hanya yang kita anggap perlu. Dalam hal ini kita capex itu fokus ke digitalisasi,” rinci Heru.
Advertisement
Capex Digitalisasi
Ia menambahkan, untuk hal lainnya perlu dilakukan penundaan. Karena situasinya memang sedang tidak memungkinkan. Namun untuk capex digitalisasi tetap harus berjalan.
“Dan mungkin juga salah satu keuntungan kita, kita masih punya bank Mandiri. Dimana infrastruktur bank Mandiri sebagian besar masih kita bisa manfaatkan tanpa mengeluarkan biaya capex dan opex yang besar, dibanding kalau kita mengadakan sendiri,” kata dia.