Sukses

Intip Kebiasaan Unik Bos JPMorgan Setiap Mengawali Pagi

Sekadar informasi, hampir setengah warga Amerika Serikat menjadi nasabah JPMorgan Chase & Co., dengan total aset senilai USD 3,2 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, CEO JPMorgan Chase & Co., Jamie Dimon selalu memulai pagi dengan sebuah kebiasaan yang terbilang cukup unik. Dia akan bangun jam 5 pagi untuk membaca apapun sebagai rutinitasnya dalam mengawali hari.

"Setelah tidur sekitar tujuh jam, saya bangun pukul 5 pagi, lalu membaca banyak hal, apa saja, selama satu setengah hingga dua jam lamanya," jelas bos bank terbesar di Amerika Serikat ini seperti dikutip dari CNBC, Selasa (4/8/2020).

Sekadar informasi, hampir setengah warga Amerika Serikat menjadi nasabah JPMorgan Chase & Co., dengan total aset senilai USD 3,2 triliun. Bank yang dipimpin Dimon juga mengelola lebih dari 250 ribu karyawan di berbagai negara di dunia.

Seperti kebanyakan eksekutif sukses lain, CEO Amazon Jeff Bezos dan CEO SpaceX Elon Musk, Dimon tak pernah meninggalkan rutinitasnya tersebut. Dia membacara berita dan banyak publikasi.

"Saya membaca harian The (New York) Daily News dengan cepat. Saya juga membaca The New York Post karena semua orang membacanya. Saya membaca berbagai bagian termasuk rubrik editorial. Lalu saya membaca The New York Times, The Wall Street Journal, The Financial Times," terangnya.

Putri Dimon, Laura Dimon juga menulis berita untuk The Daily News. Dia membaca berita-berita tersebut karena ia tinggal dan bekerja di New York.

Tak hanya berita terkini di sekitaran New York, Dimon benar-benar membaca banyak artikel ekonomi lain termasuk 'Grant’s Interest Rate Observer, the Gloom, Boom & Doom Report dan The Economist, laporan para analis, transkrip pidato dan hal-hal lain sejenis itu.

Dimon lebih memilih membaca laporan atau artikel fisik dibandingkan berita daring. Itu lantaran Anda cenderung bisa memilih mana yang penting untuk dibaca.

"Tapi jika daring, Anda terdorong untuk membaca yang Anda ingin saja. Saya juga membaca banyak buku, tapi lebih banyak lagi yang saya baca saat libur," tuturnya.

Setelah itu, sekitar pukul 7, Dimon mengatakan dia sering berolahraga sekitar 45 menit. Olahraganya bisa apa saja, aerobik, atau sekedar peregangan. Tapi dia tak pernah makan sebelum bekerja.

"Saya tak lapar di pagi hari dan hanya minum kopi," tandasnya.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Cerita Bos JPMorgan yang Sukses Justru Usai Dipecat Teman Sendiri

Bagaimana perasaan Anda jika dipecat oleh rekan yang sudah bekerjasama selama 15 tahun dengan?. Tentu sakit sekali bukan?.

Namun CEO JPMorgan Jamie Dimon tak ambil pusing dengan pemecatan dirinya, karena dia tetap yakin dirinya sangat berharga.

"Meski terkejut dan kehilangan pekerjaan, saya merasa baik-baik saja. Karena saya tahu, itu hanya akan berdampak pada pendapatan saya, dan sama sekali tidak mengganggu keyakinan saya tentang betapa berharganya diri saya," tutur Dimon seperti dilansir dari CNBC, Kamis (23/7/2020).

Pada 1998, Jamie Dimon dipecat oleh mentornya sendiri, mantan CEO Citigroup Sandy Weil. Itu terjadi setelah keduanya bekerjasama selama 15 tahun. Kala itu, Dimon menjabat sebagai presiden dan Chief Operator Travelers, sebuah perusahaan asuransi.

"Awalnya semua berjalan hebat, kamu mulai sebagai perusahaan kecil dan berhasil dengan sangat baik. Lantai kami melakukan merger dengan Citicorp," kenangnya.

Lewat penggabungan dua perusahaan itu, Dimon menjadi presiden di Citigroup. Tapi tak lama setelah itu, Weill meminta Dimon untuk mengundurkan diri. Pada 2010, Weill mengkonfirmasi bahwa Dimon ingin menjadi CEO saat itu, dan Weill belum siap untuk pensiun.

"Saat dipecat dari Citi, saya tentu sangat terkejut. Itu seharusnya tidak terjadi, karena sebenarnya banyak sekali tanda-tanda sebelumnya, tapi aku melewatkan itu semua," tuturnya.

Namun meski kehilangan pekerjaannya itu, dia mengaku baik-baik saja karena tetap menyadari apa yang berharga pada dirinya. Dan itu sama sekali tidak terusik oleh pemecatan yang terjadi padanya.

Dimon yang terbiasa bekerja 80 jam per minggu kembali ke titik nol. Dia menggunakan waktu jatuhnya tersebut untuk mencari tahu, jenis pimpinan apa yang ingin dia tunjukkan di jabatan berikutnya.

Dia lantas membaca banyak riwayat hidup pimpinan nasional dan melepas banyak tekanan.

"Orang berkata, Anda punya tingkatan hidup, jadi saya menerima semua panggilan. Pekerjaan apapun adaah tetap pekerjaan. Saya pernah merasa lelah juga," jelas dia.

Setelah melalui beberapa wawancara, termasuk di Home Depot dan Amazon, pada 2000, Dimon menjadi CEO Bank One dan merasa bahagia menjadi bagian dari perkembangan bank tersebut.

Saat itu Bank One menderita kerugian hingga USD 511 juta. Namun setelah Dimon menjadi CEO, hanya dalam tiga tahun, Bank One melaporkan rekor keuntungan baru seniai USD 3,5 miliar.

Pada 2004, JPMorgan Chase membeli Bank One dan pada 2005, Dimon pun sukses ditunjuk menjadi CEo JPMorgan Chase. Hingga menurut laporan Forbes, Dimon bahkan mencatatkan kekayaan senilai USD 1,3 miliar.

"Saya tak tahu apa artinya menjadi CEO. Saya rasa, itu seharusnya tidak menjadi tujuan hidup seseorang. Itu bukan kesempurnaan. Manusia tidak sempurna. Perusahaan juga tidak sempurna. Tapi kompetisi di dalamnya yang membuat saya menyala. Saya sangat merindukan tantangan intelektual," tandasnya.