Sukses

Waduh, Jawa Barat Jadi Provinsi Paling Banyak Bank Gagal

Sejak 2005, LPS setidaknya sudah melikuidasi 103 bank yang tersebar di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan jumlah bank gagal atau yang telah dilikuidasi terus bertambah setiap tahunnya. Sejak 2005, LPS setidaknya sudah melikuidasi 103 bank yang tersebar di seluruh Indonesia.

Direktur Eksekutif Klaim dan Restitusi Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Suwandi mengatakan penyebaran bank bermasalah merata di seluruh Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Namun, hingga kini masih ada dua provinsi yang sama sekali tidak ada bank bermasalah atau dibekukan.

"Jumlah dan sebaran bank yang dilikuidasi itu dari Aceh sampai Papua itu sudah ada BPR yang jatuh atau yang gagal. Ini ada beberapa provinsi yang masih bersih Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, barang kali itu masih bersih. Hampir merata kejatuhan BPR itu di seluruh Indonesia," paparnya.

Sementara itu, dua provinsi terbesar dengan kejatuhan bank terbanyak adalah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Masing-masing provinsi ini memiliki bank gagal sebanyak 36 bank dan 15 bank.

"Yang paling besar itu di Jawa Barat, itu ada 36 BPR. Selesai 29 dan masih ada 7 yang masih proses berarti 36 bank yang dilikuidasi. Kemudian di Sumatera Barat ada 15 BPR. Ini dua terbesar. Kenapa di wilayah ini jumlah bank yang jatuh lebih besar dibanding yang lain, apakah ada kaitannya dengan behaviour masyarakat setempat atau yang lain. Ini masih dikaji," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Paling Banyak BPR

Sejak 2005 pihaknya telah membekukan 103 bank bermasalah di Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 102 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 1 bank umum.

"Sejak September 2005 sampai saat ini kita sudah menutup bank itu 102 BPR/BPRS dan 1 bank umum. Berarti kurang lebih 7 sampai 8 bank setiap tahunnya," ujar Suwandi.

Suwandi mengatakan, setiap dua bulan sekali LPS mendapat laporan adanya BPR yang bermasalah. Hingga kini di Indonesia ada sebanyak 1.810 BPR dan jumlahnya terus menurun akibat adanya likuidasi.

"Mungkin 2 bulan sekali kita mendapat pasien BPR/BPRS yang gagal. Posisi saat ini jumlah BPR kita ada 1.810 BPR. Setiap dua bulan ada yang tutup bahkan pernah pada tahun tertentu kita dapat pasien gagal tiap bulan," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Kajian LPS

LPS pun terus melakukan kajian terhadap fenomena tersebut. Setiap bank yang dilaporkan memiliki masalah berat rata-rata menghadapi masalah fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh komisaris ataupun direksi.

"Kita melakukan analisis untuk mengambil opsi restitusi yang akan dilakukan apakah menyelamatkan atau tidak. Dan keputusan yang diambil seluruhnya tidak menyelamatkan karena biaya nya yang lebih murah kalau tidak diselamatkan daripada diselamatkan," paparnya.

 

 

 

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com