Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus berupaya berkontribusi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Alasannya, sektor UMKM merupakan nyawa bagi BRI dan juga negara karena merupakan penggerak perekonomian Indonesia.
“Sampai hari ini, 78 persen dari portofolio kredit UMKM, 40 persen diantaranya usaha mikro. Jadi sesungguhnya nyawa BRI dan rohnya ada di sana,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, dalam BRI sharing session bersama Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).
Supari menyebut, UMKM sangat penting bagi BRI dan negara. Jika UMKM mengalami masalah maka BRI juga akan bermasalah. Selain itu, UMKM juga menjadi penggerak utama perekonomian negara ini.
Advertisement
Ia pun mengebutkan setidaknya ada 3 hal penting yang dikontribusikan oleh UMKM. Pertama, penanggulangan kemiskinan. Jelas Supari, disitulah UMKM memegang peran penting khususnya terkait penyerapan tenaga kerja.
“Kalau sekarang hamper 62 juta UMKM, penyerapan dari mikro saja kurang lebih 105 juta orang yang mencari nafkah di usaha mikro pada umumnya. Begitulah peran pada pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemerataan
Kedua, peran pemerataan yang ruangnya luar biasa tidak tersekat-sekat oleh geografis, ada di mana saja, ada di desa, pasar, dan kaki lima, sehingga UMKM memiliki peran penting dalam pemerataan perekonomian di negara ini.
Ketiga, era teknologi dan informasi yang bisa diakses oleh pelaku UMK, sehingga UMKM menjadi kontributor terhadap ekspor dan devisa negara.
Advertisement
Tak Boleh Mati
“Kira-kira tiga hal itu yang penting, begitu besarnya peran UMKM terhadap prekonomian negara ini. Jadi BRI itu kebetulan milik negara, kita dalam satu rumah besar yang menyangga perekonomian negara ini, yakni UMKM, BRI, dan Negara,” ujarnya.
Demikian keberadaan dan keberlanjutan BRI itu sama dengan keberadaan dan keberlanjutan UMKM dan negara. Oleh karena itu di mata BRI, UMKM tidak boleh dimatikan dalam situasi apapun termasuk dalam kondisi pandemi covid-19.