Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami penurunan drastis di tengah pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik Kepri mencatat ekonomi wilayahnya minus 6,66 persen pada triwulan II 2020. Padahal, pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32 persen.
"Hal ini menjadi catatan secara umum dibandingkan dengan triwulan I 2020. Hal ini disebabkan melemahnya permintaan luar negeri sebagai akibat mewabahnya Covid 19 di negara-negara tujuan ekspor," kata Kepala BPS Provinsi Kepri Agus Sudibyo kepada Liputan6.com, Kamis (6/8/2020).
Baca Juga
Namun demikian, dibanding dengan triwulan yang sama tahun lalu kinerja industri pengolahan sedikit mengalami peningkatan.
Advertisement
Secara rinci Agus menyampaikan, sepanjang triwulan II 2020 terjadi pembatasan aktivitas masyarakat seperti penerapan sistem kerja dan sekolah dari rumah, hingga penutupan sementara hotel, tempat wisata dan hiburan.
Selanjutnya, hampir semua pertumbuhan ekonomi partner dagang Kepri mengalami kontraksi yang cukup tajam pada triwulan II 2020, kecuali Tiongkok yang mampu tumbuh positif 3,2 persen.
Selain itu, turunnya sebagian besar harga komoditas internasional karena penurunan permintaan domestik dan eksternal juga menjadi pemicunya. Harga minyak dunia pada bulan April sempat turun sampai level terendah sejak 2009.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Industri Pengolahan
Terkontraksinya industri pengolahan secara umum dibandingkan dengan triwulan I 2020 disebabkan melemahnya permintaan luar negeri sebagai akibat mewabahnya Covid 19 di negara-negara tujuan ekspor. Namun demikian, dibanding dengan triwulan yang sama pada tahun lalu kinerja Kategori Industri Pengolahan sedikit mengalami peningkatan.
Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan II 2020 mengalami penurunan yang sangat tajam dibanding dengan triwulan yang sama pada tahun 2019 yaitu sebesar -99,30 persen.
Ekspor Luar Negeri Januari-Juni 2020 mengalami penurunan sebesar -6,60 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2019. Penurunan ini disebabkan oleh ekspor migas yang turun tajam sebesar -38,92 persen, meskipun ekspor nomigas mengalami peningkatan sebesar 6,82 persen.
Selanjutnya, terjadi penurunan konsumsi rumah tangga sebagai akibat dari berkurangnya sumber pendapatan karena pemutusan hubungan kerja dan dirumahkannya pegawai. Penurunan daya beli ini dikonfirmasi dengan hasil Survei Khusus Konsumsi Rumah Tangga yang menunjukkan penurunan.
Advertisement