Liputan6.com, Jakarta - Wall Street atau bursa saham di New York Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Dow Jones Industrial Average (DJIA) melompat hampir 350 poin dan S&P 500 mendekati level teringgi sepanjang masa.
Dow Jones Industrial Average menguat pada perdagangan Senin didorong kenaikan saham-saham yang sensitif secara ekonomi mengimbangi kerugian dari saham-saham teknologi seperti Microsoft.
Mengutip CNBC, Selasa (11/8/2020), Dow Jones naik 357,96 poin atau 1,3 persen menjadi 27.791,44. Saham Boeing dan Dow Inc. termasuk di antara saham dengan kinerja terbaik sehingga mendorong indeks tersebut ke zona hijau. Masing-masing sahan naik lebih dari 5 persen.
Advertisement
Sedangkan saham Caterpillar, yang dianggap sebagai penentu arah ekonomi global, juga naik lebih dari 5 persen. Saham JPMorgan Chase menambahkan 1,2 persen.
Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,27 persen dan berakhir di level 3.360,47 karena sektor energi dan industri naik lebih dari 2,4 persen. Pada perdagangan Senin adalah kenaikan hari ketujuh berturut-turut indeks tersebut. Dengan kenaikan ini maka S&P 500 kurang 1 persen dari rekor tertinggi sepanjang sejarah.
"Ini menunjukkan investor berbalik lebih optimistis pada lanskap makro ekonomi di Amerika Serikat (AS). Kenaikan ini didorong oleh musim laporan laba rugi kuartal II yang solid dan data ekonomi Juli yang bullish," kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.
Berbeda, Indeks Nasdaq Composite hrus berjuang keras. Indeks ini turun hampir 0,4 persen menjadi 10.968,36 karena pelaku pasar melepas kepemilikan mereka di saham-saham teknologi. Saham Facebook dan Netflix masing-masing turun 2 persen.
Sementara saham Microsoft kehilangan 1,99 persen. saham Amazon merosot 0,6 persen dan saham Alphabet turun 0,1 persen.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Keputusan Trump
Pada Senin, Presiden AS Donald Trump menandatangani beberapa perintah eksekutif yang bertujuan untuk memperpanjang bantuan selama pandemi Corona.
Perintah tersebut melanjutkan distribusi tunjangan pengangguran yang diperluas, menunda pembayaran pinjaman siswa hingga tahun 2020 dan memberikan pembebasan pajak gaji.
Namun meskipun diperpanjang, tunjangan pengangguran akan dikurangi menjadi sebesar USD 400 per minggu. Awalnya, tunjangan yang diberikan kepada para pekerja yang terkena dampak pandemi sebesar USD 600 per minggu.
"Langkah Trump ini dapat menyebabkan tantangan hukum. Tetapi secara politis hal ini memberi tekanan pada Kongres untuk mencapai kesepakatan," jelas kepala investasi di Stone Investment Partners, Bill Stone.
Langkah Trump dilakukan setelah para pemimpin kongres gagal membuat kemajuan pada paket stimulus untuk mengurangi dampak dari virus Corona minggu lalu. Beberapa manfaat dari paket yang ditandatangani di awal tahun telah berakhir pada akhir Juli, meningkatkan ketidakpastian tentang ekonomi AS.
Advertisement