Sukses

PGN: Dampak Penurunan Harga Gas Sudah Terasa

PGN masih menyelesaikan implementasi kebijakan harga gas terhadap industri tertentu sebesar USD 6 per MMBTU.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen mendorong pertumbuhan perekonomian nasional, melalui penuruan harga gas bumi di tingkat konsumen dna optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk mendukung nilai tambah.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh sektor industri, PGN dalam hal ini memenuhi kebutuhan gas bumi dengan harga yang kompetitif.

“Sektor industri berkontribusi sekitar 40 persen dari struktur ekonomi nasional. Oleh karena itu, PGN terus berupaya mendukung daya saing melalui efisiensi pada penggunaan bahan bakar, dengan menyalurkan gas bumi ke berbagai wilayah, maupun di Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus," kata Rachmat, di Jakarta, Selasa (11/8/2020).

PGN masih menyelesaikan implementasi kebijakan harga gas terhadap industri tertentu sebesar USD 6 per MMBTU sesuai dengan Kepmen ESDM 89.K/ 2020. Komitmen ini optimis akan memberikan dampak positif dalam rangka pemulihan perekonomian industri nasional yang sempat terpukul akibat pandemik COVID-19.

Rachmat mengungkapkan, dengan harga USD 6 per MMBTU sesuai Kepmen ESDM, industri penerima manfaat yang menggunakan gas bumi sebagai energi pokok diperkirakan dapat memperoleh efisiensi yang cukup signifikan.

”Oleh karena itu, PGN grup sebagai penyalur gas utama konsisten untuk melakukan monitoring kehandalan pasokan dan kondisi operasional jaringan pipa gas agar pemenuhan kebutuhan gas tidak terhambat,” imbuh Rachmat.

Sebagai contoh, industri keramik menargetkan untuk mendongkrak daya saing, sementara industri sarung tangan karet harus produksi lebih karena permintaan sarung tangan karet yang tinggi di tengah pendemi.

“Dengan harga gas murah, tentu akan menurunkan beban pokok produksi, sebagai katalis positif untuk memacu efisensi dalam proses produksi. Selanjutnya, dapat meningkatkan ekspansi investasi dalam rangka memenuhi permintaan domestik yang mulai kembali menggeliat, ekspansi pabrik untuk menyerap tenaga kerja dan memacu pengembangan produk ekspor,” papar Rachmat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Dukung Target Industri

Selain itu, komitmen PGN ini dapat mendukung target-target pelaku industri tertentu yang masih berjuang akibat pandemik COVID-19 dan menurunnya perekonomian global.

“Kami berharap serapan gas dengan harga yang kompetitif, benar-benar dapat optimal dimanfaatkan untuk bisa memulihkan kembali kegiatan operasi,” ujar Rachmat.

Menurut Rachmat, industri penerima manfaat harga gas USD 6 per MMBTU, pelan-pelan akan menunjukkan kemajuan yang semakin baik mulai pertengahan Agustus 2020.

Penurunan harga gas untuk industri tertentu yang seiring dengan stimulus program pemerintah, juga diharapkan dapat memberi kontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. Rachmat berharap, dari sisi daya beli masyarakat akan kembali menggeliat agar optimisme kegiatan perekonomian industri meningkat.

Penyaluran gas bumi pun tidak hanya dengan moda infrastruktur pipa saja, tetapi termasuk pengelolaan CNG dan LNG, untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia yang meliputi 17 provinsi dan 66 kabupaten kota. PGN telah melayani di sekitar 41 Kawasan Industri dari 87 Kawasan Industri nasional yang ada.

“Selama tahun 2019, untuk mendukung pemanfaatan gas bumi dan efisiensi penggunaan bahan bakar, PGN menambah wilayah penyaluran gas bumi ke berbagai sektor industri, seperti di Dumai, PKC dan Purwakarta-Subang. Sebagai contoh, saat ini lebih dari 128 industri di 8 Kawasan Industri di wilayah Bekasi telah menggunakan gas bumi PGN,” imbuh Rachmat.

 

3 dari 3 halaman

Volume Penyaluran

Berdasarkan volume penyaluran gas bumi ke pelanggan, segmen pelanggan komersial–industri memiliki porsi penyaluran gas bumi paling besar, yang menyerap gas bumi sebesar 99,4 persen dari total penyaluran gas bumi PGN.

“Ke depan, PGN siap mendukung program pengembangan Kawasan Industri sebagai penggerak ekonomi sesuai dengan RJPMN 2020-2024, yang salah satunya Kawasan Industri Batang. Kemungkinan ke depan, dilaksanakan setelah selesainya pembangunan jalur pipa gas bumi Cirebon-Semarang, PGN akan mengembangkan infrastruktur gas CNG ataupun LNG. Selain itu, PGN akan membangun dan mengelola pipa gas di ruas Sei Mengkei – Dumai untuk mendorong pertumbuhan Kawasan Industri baru di sepanjang jalur pipa tersebut,” tutup Rachmat.