Sukses

EMTEK Bukukan Pendapatan Rp 5,3 Triliun di Semester I 2020

EMTEK tetap mampu menjaga pendapatan di tengah pandemi Covid-19, lantaran perseroan cukup aktif berinvestasi di bisnis digital.

Liputan6.com, Jakarta - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk atau EMTEK membukukan pendapatan Rp 5,348 triliun di sepanjang semester I 2020. Perolehan tersebut turun 1 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 5,402 triliun.

Wakil Direktur Utama EMTEK Sutanto Hartono mengatakan, EMTEK tetap mampu menjaga pendapatan di tengah pandemi Covid-19, lantaran perseroan cukup aktif berinvestasi di bisnis digital.

Menurut dia, lini bisnis tersebut terbantu karena wabah pandemi ini seakan memaksa banyak orang untuk lebih banyak melakukan aktivitasnya secara digital. Khususnya dalam pemakaian platform pembayaran digital seperti Bukalapak dan Dana.

"Jadi kalau kita lihat di Bukalapak, pangsanya mengalami peningkatan cukup signifikan. Terjadi nilai transaksi sebelum dan setelah covid itu kenaikan hampir 50 persen. Kalau kita lihat juga Dana, transaksi meningkat 50 persen, dan Dana maupun Bukalapak bisa melakukan penetrasi yang lebih luas," paparnya dalam Public Expose EMTEK di Studio SCTV, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

"Untuk Dana, jumlah merchant yang digandeng merchant pengguna Dana sebagai payment sudah 130 ribu. Kalau untuk Bukalapak masing-masing tembus daripada 5 juta," dia menjelaskan.

Menurut laporan perusahaan, dari perolehan pendapatan Rp 5,348 triliun, EMTEK meraup pendapatan terbesar dari portofolio bisnis Solusi, yakni mencapai 51 persen. Pencapaiannya pun naik 22 persen secara tahunan (year on year/yoy), yakni dari Rp 2,267 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 2,755 triliun di semester pertama tahun ini.

Sementara pada lini bisnis Media memberikan sumbangsih sebesar 44 persen pada total pendapatan. Angkanya turun -15 persen yoy dari Rp 2,795 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp 2,381 triliun di semester I 2020.

Sedangkan untuk pendapatan lainnya juga terpangkas 35 persen, dari Rp 413 miliar di 6 bulan pertama 2019 menjadi Rp 270 miliar pada semester I 2020.

Penurunan juga terjadi pada laba kotor yang sebesar Rp 1,386 triliun. Angka tersebut turun -5 persen dari laba kotor di semester I 2019 yang sebesar Rp 1,457 triliun. Margin laba kotornya pun terpangkas dari 27 persen di semester I 2019 menjadi 26 persen di semester I 2020.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

2 dari 3 halaman

Surya Citra Media Andalkan Anak Usaha untuk Menangkan Pasar Digital

PT Surya Citra Media Tbk (SCM) akan mengandalkan anak usahanya, yaitu KapanLagi Youniverse (KLY) untuk melakukan ekspansi bisnis di industri digital.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk Sutanto Hartono mengungkapkan, pertumbuhan bisnis digital yang digawangi KLY dan Vidio.com, meningkat signifikan selama pandemi Covid-19.

"Platform digital kita, apakah di KLY ataupun Vidio.com, kita melihat dengan adanya pandemi ini justru memberikan akselerasi terhadap adopsi teknologi digital," kata Sutanto dalam gelaran Public Expose SCM di Studio SCTV, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Sutanto melihat secara konsisten kalau di KLY jumlah pengunjung laman (pageview) maupun penggunanya naik cukup tajam. "Saat ini kita sudah bisa mendeliver secara konstan 1,4 miliar pageview per bulan," sambungnya.

Sedangkan di Vidio.com, ia melihat laporan adanya peningkatan dalam jumlah menit konsumsi tayangan pada 2019, yang naik 170 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat di 2020 angka tersebut makin meningkat. Vidio.com juga mendapat penilaian dari Media Partners Asia, di kuartal pertama tahun ini dari sisi jumlah minute konsumsi, kita menduduki ranking nomor 3 di South East Asia. Itu mau kita pertahankan dan tingkatkan di masa mendatang," paparnya.

Lebih lanjut, Sutanto juga yakin ekonomi di Indonesia secara jangka panjang bisa tumbuh dengan baik. Dia tak mengelak jika kondisi saat ini sedang anomali akibat pandemi. Namun ia memandang bisnis konten dan digital ke depannya akan tumbuh luar biasa.

"Untuk itu kita terus melakukan evaluasi pengembangan usaha, khususnya melihat apakah akuisisi ataupun kerja sama dengan penyedia konten ke depannya. Nanti kita harapkan 6 bulan ke depan kita bisa berikan update," ujar Sutanto.

3 dari 3 halaman

Surya Citra Media Bukukan Pendapatan Rp 2,36 Triliun di Semester I 2020

Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk (SCM) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,36 triliun pada semester I 2020. Nilai tersebut turun 14,49 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 2,76 triliun.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk Sutanto Hartono menyampaikan, penurunan ini tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Pada semester I 2020, pendapatan dari iklan tercatat Rp 2,71 triliun, atau turun 12,58 persen dibanding pendapatan iklan pada semester I 2019 yang sebesar Rp 3,10 triliun.

"Kalau kita melihat hasil daripada semester I 2020, kita di industri media secara umum mengalami penurunan daripada pendapatan iklan. Hal ini saya kira sangat wajar karena dalam kondisi Covid-19 ini cukup banyak bisnis yang mengalami penurunan di bidang usahanya," ungkapnya dalam Public Expose SCM di Studio SCTV, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Namun, ia menambahkan, Surya Citra Media melihat bahwa di kuartal II perusahaan secara cukup agresif telah mengantisipasi hal ini. Sehingga salah satu strategi utama perseroan yakni penekanan pengontrolan biaya, baik dari sisi biaya program maupun operasional.

"Sehingga kita melihat biaya usaha kita bisa kita tekankan menjadi turun 22,24 persen. Sehingga kalau kita lihat dari sisi gross profit, penurunannya tidaklah setajam revenue, hanya 8,2 persen. Bahkan secara gross profit margin terjadi peningkatan menjadi 52,8 persen," jelas Sutanto.

Berdasarkan data laporan keuangan, Surya Citra Media mampu mengurangi beban program dan siaran menjadi Rp 988,03 miliar atau 22,07 persen lebih kecil dari beban program Rp 1,28 triliun pada semester I 2020. Kemudian beban usaha juga tercatat turun 6,39 persen menjadi Rp 565,01 miliar dari sebelumnya mencapai Rp604,48 pada paruh pertama 2019. Â