Sukses

Neraca Dagang Surplus, Bukti Ekonomi Indonesia Positif Selama Pandemi

Kementerian Perdagangan akan memaksimalkan dan memusatkan perhatian terhadap produk yang berkembang saat masa pandemi covid-19

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan akan memaksimalkan dan memusatkan perhatian terhadap produk yang berkembang saat masa pandemi covid-19 untuk menjaga perkembangan ekonomi kedepannya.

“Karena itu, kita harus melihat apa saja yang bisa dimaksimalkan saat ini. Kementerian Perdagangan sendiri melihat ada tiga kategori yang bisa optimalkan dalam perdagangan yaitu, produk apa yang positif selama pandemi, produk baru apa muncul akibat pandemi dan produk apa yang pulih pasca pandemi,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Menurut Agus, meskipun pandemi di satu sisi menghambat jalannya ekonomi, tetapi disisi lain juga mempunyai peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan. Ia menyebut perdagangan sendiri akan menjadi kunci dalam masa pandemi ini.

Bahkan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, mengatakan perdagangan adalah indikasi nyata dari berjalannya ekonomi masyarakat, baik di sektor riil maupun keuangan.

Untuk perdagangan luar negeri saja, Jerry menyebut Indonesia sampai saat ini masih mencatat surplus hingga USD 5,5 miliar. Artinya,  kinerja ekonomi Indonesia masih bisa disebut positif dan harus terus dijaga.

“Kondisinya memang banyak negara sedang mengalami masa sulit. Kita bersyukur masih bisa mencatat surplus yang cukup baik. Tapi tentu saja kita harus bekerja keras untuk menjaga dan meningkatkannya,” Kata Jerry.

Kata Jerry, Kementerian Perdagangan saat ini tengah terus mengupayakan transformasi dalam perdagangan, termasuk penggunaan teknologi digital.

Dirinya menilai masa pandemi ini merupakan momentum yang tepat untuk memaksimalkan teknologi, seperti di e-commerce, dan lainnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Program Digitalisasi Pasar

Jerry melanjutkan bahwa Presiden Joko Widodo mempunyai program digitalisasi pasar yang akan diimplementasikan oleh Kementerian Perdagangan. Titik awal yang paling sederhana adalah dalam sistem pembayaran dan akan terus dikembangkan pada aspek perdagangan yang lain.

“Sistem pembayaran jadi titik awalnya. Dan dari situ bisa mencakup aspek perdagangan yang lain. Misalnya dalam aspek logistik dan manajemen supply. Dengan digitalisasi pembayaran kita bisa mendapatkan data riil mengenai jumlah barang yang dijual, stok dan ini akan berimbas ke perencanaan produksi,” jelasnya.

Sehingga perdagangan akan lebih efektif karena barang yang diproduksi dan didistribusikan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Ini akan menekan ongkos di semua aspek, termasuk bagi pedagang-pedagang kecil. Mereka tahu jenis apa saja yang perlu di stok dan seperti apa strategi mereka.