Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 telah berdampak cepat pada perekonomian nasional.
Oleh karenanya, ia menginstruksikan pemerintah untuk bergerak cepat dalam menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) guna memulihkan perekonomian nasional.
"Ketika krisis kesehatan tersebut berdampak pada perekonomian nasional, kita juga harus cepat bergerak memberikan bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, BLT Desa, dan subsidi gaji," tegas Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI 2020 di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Advertisement
Selain itu, ia melanjutkan, bansos lainnya yang harus disegerakan yakni membantu pelaku UMKM untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh bantuan presiden (banpres) produktif berupa bantuan modaldarurat, dan membantu pembelian produk-produk mereka.
"Lalu membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK, antara lain melalui bantuan sosial dan Program Prakerja. Sesuatu yang tidak mudah," ucap Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mengatakan, pemerintah harus cepat melakukan perubahan rumusan program, menyesuaikan program kerja dengan situasi terkini, hingga melakukan realokasi anggaran dalam waktu singkat.
"Kita juga menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi UU Nomor 2 Tahun 2020. Bersinergi dengan BI, OJK, dan LPS untuk memulihkan perekonomian," ujar Jokowi.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Ibarat Komputer, Perekonomian Semua Negara Saat Ini Sedang Hang
Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada sidang tahunan MPR, sidang bersama DPR dalam rangka HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam Pidato tersebut Jokowi menyatakan semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19.
"Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32 persen," kata dia Jumat (14/8/2020).
Menurut dia, ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17 persen. Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan.
"Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting," ungkap dia.
Jokowi menyatakan, semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya.
"Saya menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, para pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar. Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar.
Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.
"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," tutup dia.
Advertisement