Sukses

Biasa Butuh 12 Tahun, Mengapa Pengembangan Vaksin Covid-19 Sangat Singkat?

Uji klinis fase ketiga dari vaksin Sinovac ditargetkan selesai pada Januari 2021 mendatang

Liputan6.com, Jakarta - Uji klinis fase ketiga dari vaksin Sinovac ditargetkan selesai pada Januari 2021 mendatang. Di Indonesia ada 1.620 orang relawan yang dilibatkan dalam uji klinis tahap tiga vaksin Sinovac pada 11 Agustus 2020 lalu.

Diketahui pada kondisi normal, proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu antara 5-12 tahun. Namun, di tengah pandemi proses pembuatan vaksin memungkinkan berbeda dengan pengembangan vaksin di kondisi normal.

Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy mengungkapkan bahwa ringkasnya proses pengembangan vaksin hasil kerja sama dengan China itu akibat kemajuan teknologi. Sekaligus kemudahan dalam urusan regulasi.

"Kita targetkan uji klinis fase ke tiga ini hasilnya selesai pada Januari mendatang. Setelah teknologi terus berkembang untuk mempercepat waktu pembuatan. Kemudian ada relaksasi regulasi untuk kemudahan registrasi ke BPOM," ujar dia dalam webinar yang digagas oleh Katadata, Jumat (14/8/2020).

Terlebih, hasil uji klinis pada tahap I dan II juga mendapatkan hasil yang dianggap cukup baik. Tentunya uji coba tersebut dilakukan secara ketat dengan mempertimbangkan prosedur ilmiah yang bersandar internasional.

"Seperti kita saat melakukan uji klinis fase 1 dimana rekruitmennya sudah terlihat ada hasilnya, kemudian, kita langsung uji klinis ke fase 2. Demikian juga, kita sudah mulai fase 3 ini nanti pada Januari 2020," jelasnya.

Oleh karena itu, apabila data uji klinis vaksin Sinovac dianggap cukup dan bekerja baik pada manusia. Pihaknya segera mengajukan registrasi ke BPOM. Sehingga di kuartal I 2021 vaksin siap diproduksi secara massal.

Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

2 dari 2 halaman

Melihat Persiapan Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma Bandung

PT Bio Farma sudah menyiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19. Fasilitas produksi ini berada di lahan Bio Farma yang berlokasi di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat.

Reporter Liputan6.com mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung persiapan fasilitas produksi vaksin Covid-19 Bio Farma dalam media briefing yang digelar Rabu, 12 Agustus 2020.

Sebagai tahap awal, masuk ke gedung Bio Farma dilakukan rapid test. Setelah dinyatakan nonreaktif, para awak media yang melakukan tugas liputan disambut dengan rangkaian acara. Awalnya, dilakukan pemutaran video produksi vaksin dan sejarah Bio Farma serta sambutan dari tim uji klinis Bio Farma.

Acara media briefing kemudian dilanjutkan dengan agenda melihat langsung Gedung Produksi Vaksin Nomor 43. Di gedung ini pula pada Senin (11/8/2020) kemarin, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan fasilitas dan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma.

Sebelum memasuki ruangan gedung 43, pengunjung diminta mengenakan jas laboratorium dan pelindung di bagian alas kaki. Mengingat kunjungan pada masa pandemi, pengunjung diwajibkan memakai masker, mencuci tangan dan melakukan jarak sosial.

Petugas kemudian memberikan pengarahan kepada pengunjung fasilitas agar tidak mengambil gambar secara detail semisal pada bagian mesin. Hal itu terkait aturan operasional perusahaan.

Setelah menyetujui aturan, pengunjung diarahkan ke lantai dasar gedung. Di lantai ini, petugas Bio Farma menjelaskan ada empat ruangan yang memiliki fungsi berbeda-beda.

Awalnya, petugas memperkenalkan ruangan yang disebut area persiapan. Di ruangan ini, pegawai Bio Farma melakukan pemeriksaan peralatan. Terlihat ada beberapa tangki yang disiapkan untuk mengisi vaksin.

"Di area ini, kita siapkan semua peralatan yang akan dipakai. Nanti setelah dari sini selanjutnya kita ke tahapan formulasi. Jadi hanya persiapan peralatan," ujar seorang petugas. 

Setelah dari area persiapan, tahap selanjutnya adalah ke ruangan formulasi. Di area ini, semua komponen berupa bahan aktif dengan bahan tambahan dicampurkan. Beberapa tangki kapasitas 1.000 liter digunakan untuk meracik formulasi yang dikirimkan melalui mesin dari tahap persiapan.

"Dari campuran tadi menghasilkan produk yang akan kita pilih ke kemasan kecil. Jadi ini kalau dianalogikan dapur untuk memasaknya," tutur sang petugas.

Tahap selanjutnya adalah penyiapan kemasan. Pada tahap ini kemasan dipastikan harus sudah dicuci dan steril. Kemasan yang sudah siap dikirim ke ruangan pengisian vaksin.

"Jadi, setelah kemasan siap proses selanjutnya adalah proses filling di mana vaksin dimasukkan ke dalam kemasan kecil. Jadi vaksin yang sudah diformulasi tadi diisi ke wadah yang sudah disiapkan. Setelah ini dikirim ke area pengemasan," ucap petugas.

Untuk diketahui, Bio Farma bekerja sama dengan tim peneliti vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung melakukan uji klinis tahap tiga vaksin corona produksi Sinovac, Tiongkok. Proses uji klinis akan dilakukan selama enam bulan ke depan.

Apabila uji klinis fase tiga berjalan lancar, maka berikutnya adalah registrasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Setelah itu, barulah vaksin Covid-19 dapat diproduksi Bio Farma.