Sukses

Pengamat: Asumsi RAPBN 2021 Over Ambisius

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 hingga 5,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memaparkan asumsi indikator ekonomi makro 2021. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 hingga 5,5 persen.

Menanggapi itu, Peneliti dari INDEF, Bhima Yudhistira menilai pemerintah terlalu optimis dan terlalu ambisius dalam membuat perencanaan perekonomian.

"Asumsi ini masih terlihat pemerintah overshoot atau pemerintah juga over optimis dan over ambisius ," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Jumat (14/8).

Bhima menilai optimisme tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan konsumsi rumah tangga. Lalu belum ada program yang fokus untuk mendorong kinerja investasi yang lebih bagus lagi.

Dia melanjutkan target pertumbuhan ekonomi dianggap mustahil. Sebab saat ini, perekonomian Indonesia dalam ancaman resesi. Bahkan Bhima menyebut resesi bisa terjadi sampai tahun 2021.

"Apa bisa dari resensi kemudian loncat ke 4,5 persen karena ini kita masih menghadapi masalah pandemi yang berpengaruh tadi," kata dia.

Apalagi realisasi dari berbagai stimulus juga masih rendah. Stimulus kesehatan yang data terakhir hanya 8 persen yang terealisasi. Begitu juga dengan stimulus UMKM yang baru terealisasi 26 persen.

Sehingga dia menyangsikan jika pertumbuhan ekonomi bisa kembali melejit di tahun 2021. "Jadi masih sangat rendah untuk bisa mengembangkan perekonomian di 2021 bahkan bisa mungkin resesinya akan berlanjut sampai 2021," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,5-5,5 Persen di 2021

Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia di 2021 tumbuh positif. Hal ini seiring dengan harapan kembali pulihnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2021 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR RI.

"Asumsi indikator ekonomi makro yang kami pergunakan adalah sebagai berikut. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen-5,5 persen," kata Jokowi.

Tingkat pertumbuhan ekonomi ini, lanjut Jokowi, diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investas isebagai motor penggerak utama.

"Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen, untuk mendukung daya belimasyarakat. Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per US Dollar," ungkap dia.