Sukses

Sektor Pertanian Harus Dibangun dengan Cara Modern dan Pola Korporasi

Kementerian Pertanian telah menjalankan Program Pengembangan Korporasi Tanam Pangan (Propaktani) sejak tahun 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperingati Kemerdekaan Indonesia ke-75, Kementerian Pertanian ingin mengajak semua pihak bekerja sama dalam membangun pertanian dengan cara modern dan korporasi. Sehingga sektor pertanian bisa menjadi garda terdepan pertahanan negara dalam menghadapi tantangan apapun.

"Jika pangan kuat, maka pertahanan negara pun menjadi semakin tangguh," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (16/8/2020).

Kementerian Pertanian telah menjalankan Program Pengembangan Korporasi Tanam Pangan (Propaktani) sejak tahun 2019. Program ini dijalankan dengan membentuk Komando Strategis Penggiling (Kostraling) dan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T).

Dalam program ini pemerintah memberikan fasilitas permodalan dana lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan begitu pemerintah tak hanya memberikan bantuan prasarana dan sarana produksi kepada para petani.

Suwandi menjelaskan prinsip korporasi yang pertama dilakukan dengan pendekatan pengelolaan korporasi dengan skala lahan hamparan luas. Luas lahan tidak harus satu hamparan 5 ribu hektare.

Namun bisa dikelompokkan menurut sub kawasan atau klaster, misalnya 500 hektare lebih di 10 titik total. Sehingga jumlahnya menjadi 5 ribu hektare kawasan. Konsep ini pun telah dilakukan di beberapa lokasi seperti Tuban, Lampung dan Yogyakarta.

"Pola korporasi sudah diuji coba sejak tahun lalu di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Kalsel, Sulut dam Yogyakarta, Jateng dan lainnya," kata dia.

Suwandi menyebut konsep ini pun berjalan dengan baik. Sehingga korporasi pertaniaan akan direplikasi kembali Pemerintah di 130 kabupaten.

"Terbukti kinerjanya bagus, oleh karena itu mulai tahun ini akan direplikasi di 130 Kabupaten," ujarnya.

Dalam Propaktani juga mengenal prinsip integrated farming dengan komoditas penunjang dan komoditas utama pertanian. Contohnya korporasi jagung di Lombok Timur mampu melibatkan 81 kelompok tani. Mereka bermitra dengan perusahaan agar bisa mendapatkan KUR untuk permodalan.

"Semua anggota dipayungi off taker supaya bisa mengajukan KUR dan bermitra dengan perusahaan benih, pupuk dan Jasindo," kata dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hulu sampai Hilir

Lebih lanjut Suwandi menerangkan program Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dari hilir sampai industri turunan hingga pemasaran. Integrasi ada aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen hingga pemasaran.

Tidak hanya itu kelompok tani harus bisa naik kelas kelembagaannya yakni bisa berbentuk cv, koperasi, maupun bumdes. Kelembagaan menjadi aspek yang penting untuk pengelolaan manajemen.

Termasuk mengumpulkan banyak petani menjadi mereka saling berbagi informasi dan saling menguatkan kelembagaan. "Mengumpulkan para pelaku korporasi untuk saling berbagi, memberi informasi untuk menguatkan kelembagaan korporasinya," kata dia.

Selain itu, perlu adanya sinergi program Propaktani dengan pembiayaan, investasi dan ekspor. Kawasan dan klaster memanfaatkan lokasi yang telah ada, ditata dan dioptimalkan, sumber pendanaan dari swadaya, KUR dan pembiayaan lainnya.