Liputan6.com, Jakarta - Uang baru Rp 75.000 yang diterbitkan khusus untuk memperingati Kemerdekaan Indonesia ke-75 mendapat antusiasme besar dari masyarakat. Beberapa menit setelah pemesanan dibuka, kuota penukaran di kantor pusat Bank Indonesia (BI) dan kantor perwakilan BI di 45 daerah langsung penuh sampai akhir September 2020.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menyatakan, jadwal pemesanan di 45 kantor perwakilan BI sudah mencapai 97 persen. Artinya, hanya tinggal 3 persen kuota yang masih nol peminat.
"Ada beberapa kantor BI yang masih kosong (peminat), yaitu di Sibolga, Papua, Papua Barat, Lhokseumawe, Ternate, Gorontalo dan Mamuju," ujar Rosmaya dalam tayangan virtual, Selasa (18/8/2020).
Advertisement
Rosmaya melanjutkan, hal ini akan menjadi evaluasi BI ke depannya agar distribusi uang baru Rp 75.000 ini bisa merata dan terserap ke daerah yang banyak peminatnya.
Adapun saat dibuka pertama kali pada Senin (17/8/2020) pukul 15.00 WIB, masyarakat langsung menyerbu pemesanan uang Rp 75.000. Pantauan Liputan6.com di aplikasi PINTAR, kuota pemesanan periode pertama sudah penuh dalam waktu belasan menit setelah pemesanan dibuka.
Rosmaya memastikan, 1 KTP hanya bisa melakukan 1 penukaran uang saja sehingga tidak akan mempengaruhi jumlah lembar uang yang didistribusikan.
"Karena dengan prinsip 1 KTP 1 penukaran bisa dilihat nanti karena sudah 1 kali penukaran tentu saja akan ada databasenya sehingga nggak bisa lagi untuk ke-2 kalinya, dan seterusnya, ini kita atur sedemikian rupa," katanya.
Pihaknya juga sudah mengatur dengan sedemikian rupa proses penukaran uang baru Rp 75.000, mulai dari durasi hingga alur penukaran agar penerapan protokol Covid-19 bisa tetap diimplementasikan dengan baik.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Viral Uang Baru Rp 75.000 ada Unsur Budaya China, Ini Penjelasan BI
Sebelumnya, ramai di sosial yang menyebut ada gambar pakaian adat suku China di Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp 75.000. Menanggapi itu, Bank Indonesia menjelaskan, pakaian adat tersebut berasal dari Suku Tidung yang ada di Kalimantan Utara.
"Yang dari tengah seperti dari Tiongkok itu baju asal Kalimantan Utara, baju adat suku Tidung," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Marlison Hakim, dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Marlison menjelaskan pemilihan jenis pakaian adat yang ada di uang tersebut tersebut merupakan hasil rekomendasi langsung dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara. Hasil rekomendasi tersebut pun sebelumnya telah didiskusikan oleh Bank Indonesia dengan sejumlah pihak.
Mulai dari budayawan, sejarawan sampai dengan Pemerintah Daerah setempat. Proses desain UPK edisis 75 tahun Kemerdekaan Indonesia ini juga telah dirancang sejak tahun 2018.
"Khusus pemilihan itu (jenis baju adat) kita bicarakan dengan budayawan, sejarawan dan Pemda setempat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan UPT Suku Tidung dan mereka yang memberikan baju adat Kalimantan Utara tersebut," kata Marlison menjelaskan.
Untuk itu dia menegaskan, pakaian adat suku tidung di uang tersebut asli dari salah satu suku yang ada di Indonesia. Dia menambahkan, masyarakat bisa mencari tahu sendiri kebenarannya dari berbagai informasi yang ada di mesin pencari.
"Jadi bukan dari Tiongkok, ini asli dari Indonesia," kata dia mengakhiri.
Advertisement