Sukses

Logam Mulia dan Permata Jadi Penopang Ekspor Indonesia pada Juli 2020

Adapun negara eskpor tujuan Indonesia untuk logam mulia utamanya ke Swiss dan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Juli 2020 naik 14,33 persen dibanding Juni 2020. Ekspor Juli 2020 sebesar USD 13,73 miliar,  sedangkan pada Juni 2020 tercatat USD 12,01 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, peningkatan terbesar ekspor terjadi di sektor nonmigas Juli 2020 terhadap Juni 2020. Peningkatan terbesar yakni pada golongan logam mulia, perhiasan atau permata sebesar USD 452,7 juta atau setara dengan 79,79 persen).

"Berdasarkan HS 2 digit, ekspor non migas yang meningkat paling besar adalah logam mulia, perhiasan dan permata," kata dia dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).

Dia mengatakan, kenaikan harga emas sendiri menjadi tertinggi jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni Juli 2019. Adapun negara eskpor tujuan Indonesia untuk logam mulia utamanya ke Swiss dan Jepang. "Di mana komdoitas yang berpran terbesar adalah gold," kata dia.

Seperti diketahui, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 20.000 pada perdagangan Selasa ini menjadi Rp 1.050.000 per gram dari perdagangan kemarin di Rp 1.030.000 per gram.

Harga emas kembali naik setelah sempat sempat turun tajam Rp 30.000 ke posisi Rp 1.026.000 pada perdagangan Rabu 12 Agustus lalu.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 3,26 Miliar pada Juli 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia mengalami surplus USD 3,26 miliar pada Juli 2020.

“Surpls ini jauh lebih besar dibandingkan surplus bulan sebelumnya, juga jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi Juli 2019,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam video konferensi, Selasa (18/8/2020).

Menurut catatannya, Suhariyanto menjelaskan surplus ini terjadi karena ekspor yang secara bulan ke bulan naik cukup tinggi, yakni 14,33 persen. Sementara impor secara bulan ke bulan turun 2,73 persen.

“Jadi alhamdulillah pada Juli 2020 ini neraca dagang masih mengalami surplus USD 3,26 miliar. Kalau kita lihat surplus ini didominasi oleh non migas,” kata Kecuk.

Secara rinci, neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat (AS) tercatat surplus USD 1,04 miliar, dengan ekspor USD 1,6 miliar dan Impor USD 566,9 juta.

Sementara dengan India, surplusnya mencapai USD 466,9 juta. Dengan ekspor sebesar USD 800,4 juta dan impor USD 333,5 juta.

Dengan Filipina, neraca dagang Indonesia tercatat surplus USD 460,4 juta. Dengan ekspor USD 490 juta, impor USD 30,2 juta.