Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menyatakan, BRI terus melakukan penyaluran kredit terutama kepada UMKM agar aktivitas ekonomi dapat terakselerasi dengan baik.
Pada semester I tahun 2020, BRI tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 922,97 triliun atau tumbuh 5,23 persen secara tahunan (year on year).
Baca Juga
"Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Juni 2020 sebesar 1,49 persen yoy," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).
Advertisement
Sunarso mengatakan, dari total pinjaman tersebut, sebesar Rp 725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM, atau sekitar 75,85 persen dari total kredit keseluruhan. Perseroan menargetkan, 80 persen portofolio pinjaman BRI di tahun 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM.
Selain pinjaman ke UMKM, kenaikan kredit ini juga disokong oleh pinjaman mikro, ritel dan menengah dengan komposisi mikro sebesar 7,1 persen dan ritel sebesar 8,51 persen.
Lanjutnya, sejak awal Covid-19 melanda Indonesia, BRI telah berkomitmen untuk melindungi dan membangkitkan UMKM karena UMKM jadi sektor paling terdampak pandemi, demikian pula di semester II 2020 nanti dimana fokusnya tetap berada di UMKM.
"Meski kita fokus ke UMKM tapi bisnis BRI tetap tumbuh positif," kata Sunarso.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan BRI untuk membantu UMKM tetap survive ialah dengan melakukan restrukturisasi kredit. Hingga 31 Juli 2020, BRI tercatat telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur.
Adapun, BRI berhasil meraup laba Rp 10,2 triliun di semester I 2020. Angka tersebut lebih rendah dari laba tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp 16,16 triliun. Aset secara konsolidasi perseroan menyentuh angka Rp 1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen hingga Juni 2020.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Liputan6.com menghadirkan program live streaming Inspirato BRI Sharing Session dengan narasumber Direktur Human Capital BRI, Herdy Harman. Tema kali ini adalah Culture Transformation BRI.
BRI Cetak Laba Rp 10,2 Triliun di Semester I 2020
Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil meraup laba Rp 10,2 triliun di semester I 2020. Angka tersebut lebih rendah dari laba tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp 16,16 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan, sejak awal Covid-19 melanda Indonesia, BRI telah berkomitmen untuk melindungi dan membangkitkan UMKM karena UMKM jadi sektor paling terdampak pandemi.
"Meski kita fokus ke UMKM tapi bisnis BRI tetap tumbuh positif. Aset secara konsolidasi mencapai Rp 1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen hingga Juni 2020," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).
Lalu hingga akhir Juni 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI konsolidasian tercatat memcapai Rp 1.072,50 triliun atau tumbuh 13,49 persen yoy. Pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95 persen yoy.
"DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81 persen," kata Sunarso. Di sisi lain, pandemi mampu mendorong transaksi digital di BRI sehingga mampu mendongkrak pencapaian pendapatan berbasis komisi. Hingga akhir Semester I 2020, pendapatan berbasis komisi BRI tercatat sebesar Rp 7,46 Triliun atau tumbuh 18,59 persen yoy. BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 86,06 persen, atau lebih rendah dengan LDR BRI di akhir Juni 2019 sebesar 92,81 persen. Sementara itu, permodalan BRI terjaga dengan CAR sebesar 20,15 persen.
Lalu untuk Non Performing Loan (NPL) BRI terjaga di angka 2,98 persen bank only dan 3,1 persen secara konsolidasi, dengan NPL coverage mencapai 187,73 persen hingga akhir Juni 2020.
Krisis yang tengah terjadi saat ini menjadi akselerator transformasi yang telah dilakukan BRI sejak 2016 lalu. Transformasi yang dilakukan BRI semata-mata untuk menyelamatkan UMKM agar lapangan kerja tercipta.
"Meningkatkan produktivitas UMKM artinya sama dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, karena UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia," pungkas Sunarso.
Advertisement