Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan tingkat kegagalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masuk pasar digital tinggi.
“Karena menurut pengalaman kita melakukan pelatihan, pendampingan, inkubasi terhadap UMKM. Onboarding di platform digital itu kegagalannya tinggi, yang berhasil itu hanya 4-10 persen,” kata Teten dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).
Menurutnya tidak semua UMKM bisa go digital, karena kapasitas produksi mereka terbatas, sehingga Ketika ada permintaan yang besar mereka tidak sanggup, maka secara tidak langsung mereka akan tertinggal.
Advertisement
Apalagi untuk bisa masuk pasar digital diperlukan kemampuan strategi marketing yang mumpuni, agar para pelaku UMKM bisa bersaing dengan brand-brand besar, termasuk kualitas dari produk UMKM juga harus bagus.
Lanjutnya, Teten menyebut hingga akhir tahun 2020 pihaknya menargetkan 10 juta UMKM bisa onboarding di platform digital, yang mana dari 64 juta UMKM di Indonesia baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang sudah go digital.
Bila dibandingkan dengan kuartal II tahun 2019 pertumbuhan UMKM go digital sebesar 21 persen, menurun di kuartal II 2020 yang hanya 13 persen atau baru 8 juta UMKM yang sudah memasarkan produknya secara digital.
Namun ia berharap bisa melebihi dari target 10 juta UMKM menjadi 20 juta UMKM. Karena ia melihat momentum pandemi Covid-19 bisa dimanfaatkan, yang secara tidak langsung mendorong mereka (para pelaku UMKM) berjualan secara online, dalam upaya bertahan di masa pandemi.
“Di masa pandemi ini UMKM yang mampu bertahan dan tumbuh penjualannya itu adalah UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital, target kita ingin 20 juta (hingga akhir tahun 2020),” pungkasnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dorong UMKM Masuk Pasar Digital, Menteri Teten Luncurkan E-Brochure
Kementerian Koperasi dan UKM Bersama Smesco Indonesia meresmikan E-Brochure Produk Koperasi Usaha Kecil dan Mikro (KUKM). Program ini untuk membantu UMKM memasarkan produknya secara digital dengan mudah.
“Ini monumental bagi kami menerbitkan Program E-Brochure, kita tahu digitalisasi sekarang ini cukup berpengaruh terhadap UMKM agar bisa mengakses pasar yang lebih luas. E-Brochure ini lebih simpel dan mudah terutama bagi UMKM yang belum siap jualan di e-commerce skala besar,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).
Hal itu bercermin dari pengalaman Kementerian Koperasi dan UKM yang giat melakukan pelatihan, pendampingan, inkubasi kepada pelaku UMKM agar onboarding di platform digital. Di mana Teten menyebut UMKM yang onboarding di platform digital tingkat kegagalannya tinggi.
“UMKM yang berhasil itu hanya 4-10 persen. Tidak semua UMKM bisa go digital karena kapasitas produksi mereka terbatas, sehingga permintaan yang besar mereka tidak sanggup, maka akan ditinggal oleh konsumen,” jelasnya.
Selain itu, untuk bisa mengakses pasar digital diperlukan kemampuan strategi marketing, dan mampu bertarung dengan merek-merek besar termasuk kualitas produk. Oleh karena itu, Pihaknya Bersama Smesco memberikan alternatif jualan untuk UMKM yang belum bisa bersaing di market yang besar.
“Kami coba bikin lagi dengan Smesco untuk mendorong UMKM agar punya alternatif jualan. Untuk usia-usia saya membeli di marketplace ini jadi gampang bisa langsung Whatsapp dengan penjualnya, tidak perlu menyuruh orang lain,” katanya.
Teten yakin melalui E-Brochure ini akan memberikan dampak positif bagi UMKM untuk memperluas market penjualan mereka, sehingga para pelaku UMKM bisa on boarding secara bertahap.
Nantinya, produk-produk UMKM yang tergabung dalam E-Brochure bisa dibagikan ke berbagai platform media sosial, seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
Tambah Teten, memang hingga akhir tahun 2020 pihaknya menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Pasalnya dari 64 juta UMKM, baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang sudah go digital.
“Di masa pandemi ini UMKM yang mampu bertahan dan tumbuh penjualannya itu adalah UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital, kalau dilihat datanya pada kuartal II 2019 tumbuh 21 persen, cuman memang sekarang memang baru 13 persen, target kita 20 juta lebih dari target,” pungkasnya.
Advertisement