Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) menggelar lokakarya penyusunan profil perusahaan dengan mengutamakan unsur praktik berkelanjutan.
Lokakarya bertema "Aktivasi Kerja Sama Ditjen PEN-SIPPO: Penyusunan Company Profile" ini merupakan kerja sama Ditjen PEN dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO) dan dilaksanakan secara virtual pada 12—13 Agustus 2020.
Lokakarya diikuti 17 perusahaan binaan yang terdiri dari perusahaan di sektor makanan dan minuman, fesyen, alas kaki, dan jasa teknologi informasi. Adapun narasumber pada lokakarya ini adalah tim pengajar dari Kementerian Perdagangan.
Advertisement
"Lokakarya bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) di pasar global, dan membantu pelaku usaha memenuhi permintaan pasar dunia terhadap produk dan jasa yang diproduksi secara bertanggung jawab," ujar Direktur Jenderal PEN Kasan di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
Kasan menyampaikan, praktik berkelanjutan yang menjadi unsur utama dalam lokakarya ini antara lain ekonomi, lingkungan, dan sosial. Unsur tersebut menjadi perhatian dari para calon pembeli di luar negeri yang telah diatur secara rinci melalui standar Global Reporting Initiatives (GRI) 200, 300, dan 400.
GRI merupakan organisasi independen internasional yang menjadi pelopor pelaporan berkelanjutan sejak 1997. Oganisasi ini, menjadi rujukan standar penyusunan profil perusahaan yang berkelanjutan dan digunakan 75 persen perusahaan-perusahaan besar di dunia.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampingi
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan mengatakan, praktik berkelanjutan menjadi penunjang persaingan global saat ini. Setelah kegiatan virtual, lokakarya akan dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan profilperusahaanberdasarkan standar GRI.
Menurut Marolop, profil perusahaan yang komprehensif dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mempromosikan perusahan dan produk kepada calon buyer. Terutama, untuk negara yang memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan yang berdaya beli lebih tinggi.
"Dengan menyediakan profil perusahaan yang sesuai standar GRI, perusahaan telah menjalankan bisnis dengan lebih bertanggung jawab. Sehingga lebih mudah mendapat kepercayaan dari calon mitra," jelasnya.
Marolop menambahkan, perusahaan akan dilibatkan selama penyusunan profil perusahaan hingga pelatihan berakhir. Para narasumber dari Ditjen PEN akan mendampingi perusahaan hingga berhasil menyusun profil perusahaan yang informatif berdasarkan standar GRI.
"Seluruh rangkaian kegiatan lokakarya akan dilakukan hingga September 2020. Perusahaan yang berhasil mengikuti seluruh kegiatan akan dipromosikan secara langsung melalui kegiatan penjajakan kesepakatandagang (business matching)," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement