Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak jatuh pada hari Kamis setelah Reuters melaporkan OPEC + perlu mengatasi kelebihan pasokan harian lebih dari 2 juta barel. Di sisi lain, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS naik secara tak terduga. Hal ini menandakan pemulihan ekonomi yang lambat.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (21/8/2020), harga minyak mentah Brent turun USD 1,24, atau 2,7 persen menjadi USD 44,13 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate ditutup 35 sen, atau 0,82 persen, lebih rendah pada USD 42,58 per barel.
"Sementara fundamental pasar minyak mungkin sudah mulai normal, sebagian besar kemajuan datang dari sisi penawaran, sementara permintaan terus mengecewakan," kata Emily Ashford, analis energi di Standard Chartered Bank.
Advertisement
Penguatan dolar AS, yang membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, juga menekan harga, kata analis, membuat mereka terjebak dalam kisaran perdagangan yang sempit.
Harga minyak telah naik sejak pertengahan Juni, dengan perdagangan Brent dari USD 40 menjadi USD 46 per barel dan WTI antara USD 37 dan USD 43.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, mengatakan pada hari Rabu bahwa laju pemulihan pasar minyak tampaknya lebih lambat dari yang diantisipasi dengan meningkatnya risiko dari gelombang kedua pandemi yang berkepanjangan.
Harga minyak berada di bawah tekanan baru setelah Reuters melaporkan bahwa beberapa anggota OPEC + perlu memangkas produksi tambahan 2,31 juta barel per hari (bph) untuk menutupi kelebihan pasokan baru-baru ini.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengangguran di AS Bertambah
Pasar juga berubah suram karena jumlah klaim baru AS untuk tunjangan pengangguran naik kembali di atas 1 juta minggu lalu.
Kemunduran terjadi sehari setelah beberapa anggota Fed AS mengatakan pelonggaran kebijakan moneter tambahan mungkin diperlukan karena rebound dalam lapangan kerja sudah melambat.
“Semua jalan di ekonomi global dan regional mengarah pada penahanan virus dan ujung jalan ini belum terlihat,” kata Tamas Varga, broker minyak PVM.
Administrasi Informasi Energi A.S. mengatakan pada hari Rabu bahwa permintaan bahan bakar A.S. turun lebih dari 2 juta bpd menjadi 17,2 juta bpd dalam hal produk yang dipasok.
Secara keseluruhan permintaan bahan bakar dalam empat minggu terakhir turun 14% dari level tahun lalu. Saat musim mengemudi di musim panas hampir berakhir, permintaan bahan bakar cenderung menurun.
Namun, stok minyak mentah di Amerika Serikat turun selama empat minggu berturut-turut, bahkan saat impor bersih naik, kata EIA.
Advertisement