Sukses

Top 3: Pulsa Telepon Rp 200 Ribu untuk PNS di 2021

Simak rangkuman 3 berita paling dicari.

Liputan6.com, Jakarta Kabar baik bagi para pegawai negeri sipil (PNS). Pemerintah berencana memberika pulsa telepon senilai Rp 200 ribu pada tahun depan.

Pemberian pulsa, untuk mendorong kinerja di tengah pandemi, yang mana menerapkan prinsip flexible working space (kerja dimana saja).

Artikel tentang pulsa PNS ini pun menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis. Simak rangkuman 3 berita paling dicari, Senin (24/8/2020):

1. Seluruh PNS akan Dapat Pulsa Telepon Rp 200 Ribu per Bulan Mulai 2021

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan memberikan pulsa sebesar Rp 200 ribu per bulan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian/Lembaga. Kebijakan ini tidak hanya berlaku di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saja.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan akan menaikkan besaran uang pulsa PNS Kemenkeu untuk mendorong kinerja di tengah pandemi, yang mana menerapkan prinsip flexible working space (kerja dimana saja).

Berita selengkapnya

 

2 dari 2 halaman

2. Gelombang 6 Segera Dibuka, Diingat Begini Cara Daftar Program Kartu Prakerja

Rencananya, pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 5 ditutup pada Minggu, hari 23 Agustus 2020 ini, tepatnya pukul 12.00 WIB.

Adapun jumlah kuota yang dibuka untuk gelombang 5 sama seperti gelombang sebelumnya, yakni 800 ribu peserta.

Buat yang berminat ikut, masih ada kesempatan. Kalaupun tidak untuk gelombang 5 ini, bisa mengikutinya kembali pada program Kartu Prakerja gelombang 6 yang segera dibuka.

Untuk mendapatkan akses Kartu Prakerja, calon penerima wajib mendaftarkan diri pada Program Kartu Prakerja. Pendaftaran tersebut dilakukan secara daring melalui laman resmi program Kartu Prakerja.

Berita selengkapnya

3. Ekonomi Indonesia Terkontraksi, Sri Mulyani Bandingkan dengan Kondisi Negara Lain

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat suara perihal kondisi ekonomi Indonesia yang terkontraksi imbas pandemi Covid-19.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia turun dari 5 persen menjadi 2,97 persen pada kuartal I 2020 (dari tahun sebelumnya). Kemudian pada kuartal II, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.

Meski terkoreksi, pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Di negara lain, kontraksinya bahkan jauh lebih parah.

"Di negara lain kontraksinya bisa dalam sekali di atas belasan bahkan puluhan persen," kata Sri Mulyani di Pembukaan Kongres 2 AMSI secara virtual, ditulis Minggu (23/8/2020).

Optimisme tersebut didorong langkah pemerintah yang telah menyiapkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun.

Berita selengkapnya

Video Terkini