Sukses

Ada Tol Laut, Jutan Sapi Asal NTT Telah Diangkut ke Jatim dan Dumai

Program tol laut saat ini terus diperkuat untuk mengurangi disparitas harga di Indonesia timur

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyadari jika Indonesia sebagai negara kepulauan masih dililit persoalan atas distribusi hewan ternak juga barang. Beruntung persoalan itu kini mulai terurai secara bertahap melalui optimalisasi tol laut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut manfaat ekonomi atas tol laut mulai dirasakan di sejumlah daerah. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah ada jutaan ekor sapi yang diangkut melalui tol laut untuk di distribusikan ke sejumlah wilayah di Tanah Air.

"Lewat tol laut, sudah mengangkut jutaan ternak sapi dari NTT ke Jatim dan Dumai Provinsi Riau. Sehingga potensi ekonomi di daerah semakin bertambah baik," jelas dia dalam webinar bertajuk Transportasi Untuk Merajut Keberagaman Melalui Moda Transportasi Laut, Senin (24/8/2020).

Budi menambahkan, tol laut juga diupayakan mewujudkan disparitas harga bahan pokok, khususnya di wilayah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) sesuai instruksi Presiden Jokowi. "Sehingga tol laut bisa memastikan harga 9 bahan pokok bisa di jangkau oleh masyarakat," imbuh dia.

Untuk itu, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus melakukan optimalisasi tol laut dengan percepatan pembangunan sejumlah pelabuhan bersandar internasional.

Pelabihan itu antara lain Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat, Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, Pelabuhan Terpadu di Provinsi Maluku, Pelabuhan Gili Mas di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pelabuhan Seba di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan revitalisasi Pelabuhan Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Saat ini Kemenhub melalui Ditjen Hubla selalu melakukan optimalisasi tol laut untuk kemandirian maritim. Tol laut, saya pikir ide Pak Presiden yang luar biasa. Ini bukan hanya angkutan barang, namun juga angkutan ternak," terangnya.

Merdeka.com

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

2 dari 2 halaman

Pengusaha Kapal Minta Program Tol Laut Lebih Maksimal

Di tengah pandemi Covid-19 dan menuju era new normal program tol laut menjadi andalan untuk memastikan pasokan logistik ke daerah tetap aman dan lancar.

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai selama ini pihaknya terus bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam menjamin kelancaran distribusi logistik melalui angkutan laut.

Meski di saat pandemi Covid-19, sektor transportasi laut dalam pendistribusi bahan pokok dan penting tetap berjalan lancar ke seluruh daerah. Kelancaran transportasi laut itu bisa dilihat dari operasional, baik kapal liner maupun kapal dalam program tol laut relatif sesuai jadwal.

“Kita patut syukuri berkat kerja keras Kemenhub, sektor transportasi laut baik yang kapal liner maupun kapal tol laut yang mengangkut bahan pokok dan penting tetap berjalan lancar dan tanpa hambatan di masa pandemi seperti ini,” katanya kepada wartawan, Senin (22/6/2020).

DPP INSA sebagai mitra Kemenhub juga rutin berkoordinasi dalam mensukseskan Program Tol Laut. Sejak dimulainya trayek tol laut, pelayaran nasional telah berkontribusi ikut melayani trayek tol laut.

Program Tol Laut juga dinilai telah mengalami banyak terobosan untuk mengoptimalisasikan perannya mengamankan jaring logistik ke daerah dan menekan disparitas harga antar wilayah.

Pertumbuhan jumlah trayek tol laut terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Sejak diluncurkan pada akhir 2015, jumlah trayek tol laut sudah sebanyak 26 trayek pada 2020. Dari jumlah rute itu, tujuh rute dilayani oleh pelayaran swasta nasional.

Load factor kapal-kapal tol laut memang masih perlu terus dioptimalkan, karena masih ada beberapa rute yang muatannya masih berkisar 30-an persen, tapi ada juga rute tol laut yang sudah sampai 100 persen. Namun untuk optimalisasi muatan tol laut perlu sinergi seluruh pihak.

“Untuk, itu optimalisasi Rumah Kita untuk mengkonsolidasikan barang barang-barang pada sepanjang rute di Program Tol Laut harus terus dilakukan," tambahnya.

Lain itu, dia menilai, agar ketersediaan stok bahan pokok dan penting terjamin di daerah-daerah, yang diperlukan adalah memperbanyak volume barang yang diangkut, dan memperbanyak ship’s call kunjungan kapal tol laut.

Dia mengusulkan, pemberian subsidi angkutan laut pada program tol laut juga baiknya difokuskan hanya untuk sembilan bahan pokok dan penting. Peran tol laut sangat penting dalam upaya mengurangi disparitas harga antarwilayah khususnya di wilayah timur dan di daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP).

“Tapi untuk menurunkan disparitas harga antar daerah tidak bisa hanya dilakukan Kemenhub melalui Program Tol Laut,” katanya.

Menurutnya, perlu peran serta kementerian dan lembaga lain dalam menekan disparitas harga dan memastikan pergerakan logistik yang terintegrasi dan lancar, termasuk konektivitas antar moda transportasi dan pemantauan harga barang tol laut hingga ke tangan konsumen.

Carmelita menuturkan dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, diharapkan akan mempercepat optimalisasi kinerja tol laut, mengingat inpres tersebut bertujuan untuk meningkatkan sinergitas seluruh instansi dalam meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

“Program Tol Laut yang sudah berjalan baik ini harus diiringi dengan munculnya industri di wilayah timur sehingga adanya pertumbuhan muatan balik kapal, dengan begitu nantinya akan membuat daya saing logistik kian baik," pungkasnya.