Sukses

Hampir Rampung, Pembangunan Jembatan Teluk Kendari Capai 97,3 Persen

Jembatan Teluk Kendari dibangun dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Ditjen Bina Marga tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 km. Jembatan ini menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mendukung konektivitas bagi pengembangan wilayah selatan Kota Kendari, yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri Kendari New Port dan kawasan permukiman baru.

Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar. Progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 97,33 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.

"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (25/8/2020).

Pemerintah telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari dengan dibangunnya Pelabuhan Bangkutoko (Kendari New Port) seluas 66 ha. Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama.

Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 ha. Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar moda (20 ha), terminal multipurpose (32 ha), terminal penumpang (23 ha), dan tracking mangrove (24 ha).

Selain mendukung aksesibilitas pelabuhan baru, Jembatan Teluk Kendari juga akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari. Berdasarkan road map, panjang pembangunan jalan lingkar luar sekitar 40 Km yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

PT PP dan Nindya Karya

Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR Achmad Gani Ghazali Akman menyatakan, pembangunan Jembatan Teluk Kendari turut melibatkan konsorsium kontraktor PT PP dan PT Nindya Karya. Proyek ini memakan biaya APBN Rp 800 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (multiyears contract) 2015-2020.

Sementara Kepala BPJN XXI Kendari (Sultra) Yohanis Tulak Todingrara menyampaikab, pengerjaan konstruksi Jembatan Teluk Kendari terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama atau main span (200 m).

Menurut dia, kehadiran Jembatan Teluk Kendari juga akan mempermudah akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk.

"Masyarakat harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 km dengan waktu tempuh 30-35 menit. Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari, maka jarak semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit," ujarnya.