Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja pegawai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN) 2020 baru sebesar Rp 134,4 triliun hingga Juli 2020. Angka ini turun sekitar 10,5 persen dari realisasi anggaran periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 150,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penurunan terjadi pada belanja pegawai diakibatkan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 untuk Aparatur Negeri Sipil (ASN) tidak memasukkan tunjangan kinerja (Tukin). Sementara, keduanya diprioritaskan hanya untuk para ASN, TNI, Polri di bawah eselon II sesuai dengan PP 24 Tahun 2020.
"Turun 10,5 persen itu akibat THR dan gaji ke-13 yang tidak memasukkan Tukin. Untuk gaji ke-13 kita sudah membayarkan kan sampai eselon 1 namun juga tidak memasukkan tukinnya," kata dia dalam APBN Kita, di Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Advertisement
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, untuk gaji dan tunjangan pegawai pada Juli 2020 hanya terealisasi sebesar Rp 91,0 triliun. Angka ini turun 6,5 persen dari realisasi periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 97,3 triliun.
Selanjutnya, penurunan juga terlihat pada tunjangan, honorarium, vakasi dan lainnya yang tercatat hanya sebesar Rp 43,4 triliun pada Juli 2020. Realisasi tersebut turun 17,8 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 52,8 triliun.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belanja Barang Turun 17 Persen
Selain pada realisasi belanja pegawai, penurunan juga terjadi pada belanja barang. Realisasi belanja barang pada Juli 2020 tercatat hanya sebesar Rp121,4 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 17 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2019 yang mencapai Rp146,3 triliun.
"Untuk belanja barang yang mengalami penurunan negatif 17 persen itu kita lihat komponen yang paling besar adalah perjalanan dinas drop dari Rp21 triliun tahun lalu hanya tahun ini mencapai Rp8 triliun turunnya 62,8 persen," kata Sri Mulyani.
Disamping itu komponen belanja barang yang turun signifikan lainnya terjadi pada sektor barang diserahkan pemerintah daerah atau masyarakat. Di mana komponen itu mengalami penurunan 22,1 persen dari Rp13,2 triliun hanya menjadi Rp10,3 triliun pada tahun ini.
Sementara untuk barang yang sifatnya operasi dan non operasional juga mengalami penurunan di 24,6 persen atau tercatat hanya Rp52 triliun di Juli 2020.
"Ini terutama dilakukan untuk belanja belanja yang memang berkaitan dengan kegiatan Kementerian Lembaga ini akibat tidak ada event yang semuanya menyebabkan penurunan dari belanja dari Kementerian Lembaga," tandas dia.
Reporter:Â Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement