Sukses

Miris, Jakarta Produksi 8.000 Ton Sampah per Hari

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan persoalan sampah telah menjadi permasalahan global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan persoalan sampah telah menjadi permasalahan global. Sehingga persoalan atas sampah juga dihadapi Indonesia.

"Persoalan sampah ini telah menjadi masalah besar dunia, juga Indonesia. Kita lihat Jakarta saja, ada hampir 8.000 ton per hari sampah yang dihasilkan," kata Luhut di peluncuran Packaging Recovery Organization (PRO) di Kantornya, Selasa (25/8).

Menurutnya untuk mengatasi persoalan sampah di Indonesia harus selesaikan secara komprehensif. Diantaranya melalui koordinasi yang kuat antara pemerintah, industri dan masyarakat secara luas.

Sehingga target pemerintah untuk mengurangi sampah hingga 30 persen dapat terwujud. Caranya dengan mengoptimalkan implementasi 3R (reduce, reuse, dan recycle).

Lebih jauh, ia menyebut pemerintah juga terus meningkatkan target untuk pengolahan sampah. Seperti pada 2025 mendatang, tingkat pengolahan sampah di Indonesia dipatok sebesar 75 persen.

"Artinya kita hanya punya waktu 4 tahun dari sekarang atau 5 tahun. Tetapi kita harus bekerja keras untuk menyelesaikannya," jelasnya.

Maka dari itu, ia mendorong adanya suatu terobosan atas pendekatan oleh pemerintah dan stakeholder terkait dalam upaya peningkatan olahan sampah, khususnya plastik." Seperti bukan menggunakan business as usual untuk memerangi sampah plastik ini," jelasnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Luncurkan Organisasi Pengelolaan Sampah Kemasan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyambut baik peluncuran Organisasi Pengelolaan Sampah Kemasan atau Packaging Recovery Organization (PRO) oleh Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE). Dia menilai PRO dapat mendorong pengembangan ekonomi sirkular di Indonesia.

"Saya mendukung sepenuhnya atas organisasi pemulihan ini (PRAISE). Terbentuknya pro merupakan suatu inovasi untuk ekonomi sirkular," ujar Luhut dalam acara peluncuran Packaging Recovery Organization (PRO) di Kantornya, Selasa (25/8).

Kemudian, dia meminta PRAISE dapat bekerja sama dengan bank sampah untuk mengoptimalkan serapan sampah kemasan yang akan diolah dengan mekanisme PRO.

"Di salah satu bank sampah di Lombok mampu mengumpulkan 50 ton per tahun sampah plastik. Itu perlu dibina untuk simpul ekonomi sirkular," ujarnya.

Luhut mencatat potensi ekonomi sirkular jika serius dikembangkan dapat menyerap sebanyak 120.000 tenaga kerja. Bahkan, ada 3,3 juta tenaga kerja informal disekitarnya yang ikut menikmati manfaat dari usaha industri pengolahan sampah modern tersebut.

"Ini fakta dari hasil kunjungan ke salah satu bank sampah induk di Lombok nasabahnya mencapai 2000 kepala keluarga (KK)," jelas dia.

Oleh karena itu, pemerintah daerah (Pemda) diminta tanggap membantu PRAISE dalam menyiapkan infrastruktur pengolahan sampah yang direncanakan dibangun pada akhir tahun ini. Adapun lokasi yakni di Bali dan Surabaya.

Pun, pemda juga diminta mampu mendisiplinkan warganya agar tidak membuang sampah secara sembarangan. Mengingat sampah dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

"Sehingga penanganan sampah harus diselesaikan secara holisitik. Saya titip betul untuk bekerjasama menuntaskan persoalan sampah dengan stakeholder terkait," tukasnya.

Reporter : Sulaeman

Sumber: Merdeka.com