Sukses

Tingkatkan Produktivitas Pala, Kementan Sediakan Benih Pala Bersertifikat dan Berlabel

Ditjen Perkebunan Kementan menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan, termasuk komoditas pala.

Liputan6.com, Jakarta Komoditas rempah Indonesia sempat mengalami kejayaan di masa lampau. Puluhan tahun silam, bangsa-bangsa asing berdatangan ke sejumlah pulau di Nusantara untuk berburu rempah. Mereka rela berburu rempah, lantaran harganya sangat mahal di pasar dunia.

Pemerintah hingga saat ini terus berupaya mengangkat kembali kejayaan rempah. Salah satunya adalah komoditas pala. Guna mengembangkan komoditas pala, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi  kebun sumber benih pala di Provinsi Maluku, akhir Mei lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan meminta jajarannya melakukan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas perkebunan, khususnya rempah (pala). Menurut Syahrul, pendampingan kepada para petani harus dilakukan dengan menyesuaikan, baik teknologi maupun dengan situasi yang terjadi.

“Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman,” kata Syahrul, di Jakarta, Rabu (19/8).

Syahrul juga mengatakan, dalam situasi seperti ini, sektor hulu tetap diperkuat. Bahkan, sektor hilir pun tetap harus dikembangkan sehingga ada nilai tambah. Khususnya untuk budidaya pala sekarang ini memang dihadapkan pada berbagai tantangan. Diantaranya, adanya penurunan produktivitas yang disebabkan tanaman sudah tua. Kemudian, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), benih yang kurang baik, dan penerapan budidaya serta pemanenan atau pengolahan hasil yang kurang tepat.

 

 

2 dari 3 halaman

Masuk Prioritas Nasional

Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono mengungkapkan, Ditjen Perkebunan menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan, termasuk komoditas pala.

Menurut Kasdi, upaya pemerintah yang telah ditempuh untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pala antara lain, dengan penyediaan benih pala bersertifikat dan berlabel.

“Sekalipun di masa pandemi, permintaan konsumen untuk sertifikasi tanaman pala tidak mengalami penurunan,” ujar Kasdi, di Jakarta, Rabu (19/8).Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, beberapa waktu  lalu, Kasdi menyebutkan, pada  tahun 2021, Kementerian Pertanian menargetkan produksi pala sebesar 42.900 ton.

"Target yang ingin kami capai di 2021 ada beberapa yang sudah masuk ke prioritas nasional dan ada yang prioritas bidang. Prioritas nasional adalah kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, cengkeh, lada dan pala," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Benih Berkualitas

Berdasarkan data statistik Ditjen Perkebunan pada tahun 2018, luas areal tanaman pala di Indonesia  202.325 ha, dengan produksi 36.242 ton/tahun. Total ekspor pala pada tahun 2018 tercatat sebanyak 20.202 ton. Komoditas pala selain diekspor juga menjadi konsumsi nasional untuk keperluan industri dan rumah tangga.

Peningkatan produksi pala tidak lepas dari peremajaan tanaman dan penggunaan benih berkualitas. Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, Azwin Amir mengatakan,  Kementerian Pertanian juga telah membangun nursery modern untuk melayani kebutuhan benih.

"Sampai dengan Juni 2020, untuk provinsi Maluku dan Maluku Utara, layanan sertifikat benih pala sebanyak 282.190, yang  terdiri dari anakan dan kecambah, pemenuhan layanan sertifikat diselenggarakan secara virtual maupun onsite," kata Azwin.

Azwin menyebutkan, kapasitas nursery modern yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk penyediaan benih pala di Kota Ternate dan Kota Tidore sebanyak 50.000 batang per tahun. Kapasitas nursery ini, bahkan masih akan ditambahkan  pada waktu yang akan datang dengan penyediaan kebun sumber benih dan nursery modern.

“Upaya ini dilaksanakan untuk menyediakan benih dalam rangka rehabilitasi tanaman tua dan tanaman terserang OPT serta perluasan areal dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas tanaman pala,” pungkas Azwin.

 

(*)