Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya melakukan reformasi birokrasi yang terkait dengan perizinan dan tata niaga. Pasalnya, Jokowi mengatkan tata niaga yang tidak sehat akan berdampak kepada masyarakat.
"Oleh karena tata niaga yang memberi kesempatan kepada pemburu rente harus dirombak. Apalagi, tata niaga yang menyangkut fondasi kehidupan masyarakat terutama tata niaga yang terkait pangan, obat dan energi," kata Jokowi dalam acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (26/8/2020).
Baca Juga
Menurut dia, perizinan dan tata niaga harus mendapatkan pengawasan khusus. Sebab, hal tersebut akan berdampak terhadap pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
Advertisement
"Yang berkepentingan terhadap perizinan bukan hanya pelaku usaha besar tapi juga pelaku usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang jumlahnya lebih dari 60 juta, yang menjadi penopang utama perekonomian kita," jelasnya.
Jokowi menyampaikan pemerintah akan menyederhanakan organisasi birokrasi yang dinilai terlalu banyak jenjang dan divisi. Namun, dia memastikan hal ini tidak mengurangi pendapatan para birokrat.
"Eselonisasi harus kita sederhanakan tanpa mengurangi pendapatan, penghasilan dari para birokrat," ucapnya.
Dia menilai banyaknya eselon akan semakin memperpanjang birokrasi dan memecah anggaran. Selain itu, pengawasan terhadap anggaran yang jumlah tak besar juga menjadi sulit.
"Terlalu banyak eselon akan semakin memperpanjang birokrasi, akan semakin memecah anggaran dalam unit-unit yang kecil-kecil dan sulit pengawasannya dan anggaran hanya habis untuk hal-hal rutin saja," ujar Jokowi.
Untuk itu, dia mengajak para penegak hukum untuk terlibat membenahi regulasi yang berbelit-belit. Salah satunya, dengan menyederhankan birokrasi.
"Regulasi kita perbaiki, tata kerja birokrasi kita sederhanakan dan transparansikan serta pemanfaatan teknologi informasi, digitalisasi yang mudah diakses rakyat harus terus kita kembangkan," tutur Jokowi.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dapat Banpres Produktif Rp 2,4 Juta, Jokowi Harap Omzet Pelaku Usaha di Aceh Naik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Banpres Produktif Usaha Mikro kepada para pelaku usaha mikro dan kecil di Provinsi Aceh. Acara penyerahan dilangsungkan di Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Selasa, 25 Agustus 2020.
Dalam sambutannya, Presiden memahami kondisi para pelaku usaha yang tengah mengalami masa yang tidak mudah akibat pandemi Covid-19. Kondisi penurunan omzet tersebut dialami oleh semua pelaku usaha baik usaha mikro, kecil, menengah hingga besar.
"Semuanya memang masih berada pada kondisi sulit karena pandemi Covid-19, karena virus korona. Kita mungkin insyaallah nanti akan kembali pada posisi normal setelah penduduk semuanya divaksinasi. Kita memproduksi vaksin kira-kira bulan Desember-Januari sehingga nanti mulai divaksinnya ya bulan itu, bulan Januari," kata Jokowi.
Kondisi tersebut mendasari pemerintah untuk memberikan bantuan berupa Banpres Produktif yang secara resmi programnya diluncurkan Presiden di Istana Negara, kemarin. Bantuan tersebut berupa hibah dengan besaran Rp2,4 juta yang ditujukan bagi para pelaku usaha mikro dan kecil.
"Ini hari ini diberikan di lingkungan kita sebanyak 200 lebih pelaku usaha mikro dan kecil. Tapi nanti sampai akhir September akan diberikan kepada 12 juta pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Tanah Air. Kemarin baru kita mulai 1 juta, setiap hari tambah, nanti insyaallah akhir September sudah 12 juta (penerima)," jelasnya.
Dengan pemberian Banpres Produktif, Presiden berharap para pelaku usaha mikro dan kecil bisa memanfaatkannya untuk menambah modal. Ia pun berharap omzet para pelaku usaha tersebut bisa naik, meskipun belum bisa kembali pada posisi seperti sebelum pandemi.
"Saya kira posisi ini yang harus kita ketahui sampai nanti betul-betul pada posisi normal kembali. Saya kira kalau saya lihat tadi di jalan di sini kondisinya juga jauh lebih baik dibandingkan di provinsi yang lain, apalagi di Jawa. Di Jawa kan pandeminya lebih banyak dibanding di Aceh," paparnya.
"Saya sampaikan ke Pak Gub agar pengendalian ini betul-betul terus ditekan agar Covid-19 bisa hilang dan tidak ada lagi di Provinsi Aceh dan di seluruh Tanah Air kita Indonesia," imbuh Jokowi.
Advertisement
Taati Protokol Kesehatan
Di penghujung sambutannya, Presiden tak lupa mengingatkan para pelaku usaha yang hadir langsung maupun yang mengikuti acara secara virtual untuk senantiasa menaati protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari agar terhindar dari penularan Covid-19.
"Jangan lupa kepada bapak ibu semuanya, kepada keluarga, kepada tetangga-tetangga kita untuk ke mana pun masker digunakan, jaga jarak, jangan masuk ke kerumunan yang terlalu banyak dan berhimpitan, kalau habis berkegiatan segera cuci tangan. Itu cara kita agar terhindar dari Covid-19," tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah.