Sukses

Batam Siap Sambut Investasi dan Industrialisasi

Batam difokuskan sebagai hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable, industri digital dan kreatif, international trade dan finance center serta pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dengan meningkatkan iklim investasi dan bisnis di Batam. Skenario ini dituangkan dalam penyusunan Masterplan Percepatan Pengembangan Kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang (BBKT).

“Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden untuk melakukan integrasi pengembangan dan pengelolaan Kawasan BBKT dengan tujuan peningkatan investasi, arus barang dan penumpang, kunjungan wisatawan, dan penguatan kelembagaan,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, Kamis (27/8/2020).

Susiwijono menjelaskan, tema Pengembangan Kawasan BBKT adalah menjadikan Kawasan BBKT sebagai Hub Logistik Internasional untuk mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim dan pariwisata yang terpadu dan berdaya saing.

“Desainnya, masing-masing pulau memiliki core business yang terintegrasi dan saling mendukung untuk meningkatkan daya saing Kawasan BBKT,” lanjutnya.

Batam difokuskan sebagai hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable (high tech), industri digital dan kreatif, international trade dan finance center serta pariwisata. Berdasarkan analisis alokasi ruang, terdapat 38.182 Ha yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sesmenko Perekonomian menerangkan, pertumbuhan ekonomi Kawasan BBKT ditargetkan tumbuh optimistis sebesar 5,8 persen pada tahun 2021-2025. Diantaranya dengan mempertimbangkan kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19, melakukan integrasi antar kawasan, serta perbaikan kelembagaan dan regulasi.

Untuk mencapai target tersebut, maka dibutuhkan rata-rata investasi tahunan sebesar Rp 75 triliun dengan proporsi Batam (73 persen), Bintan (13 persen), Tanjungpinang (11 persen) dan Karimun (3 persen). Dengan komposisi investasi bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN (52 persen), Penanaman Modal Asing/PMA (43 persen), dan Belanja Pemerintah (5 persen).

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Insentif

Salah satu strategi untuk mencapai target investasi adalah dengan pembentukan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam yang memiliki berbagai insentif seperti tax holiday, pembebasan bea masuk, dan kemudahan berusaha lainnya.

“Kedua KEK tersebut adalah KEK Nongsa dengan nilai investasi Rp 16 triliun dan KEK Batam Aero technic dengan nilai investasi Rp 6,2 triliun,” kata Susiwijono yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Teknis Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPB).

Ia pun menegaskan, Pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi dan bisnis di Indonesia melalui sejumlah kebijakan, diantaranya dengan merelaksasi Daftar Negatif Investasi dan menyusun Daftar Prioritas Investasi, menerapkan Online Single Submission (OSS) dan membentuk Satgas, memperbaiki Ease of Doing Business, serta menyusun RUU Cipta Kerja.