Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, I Gusti Putu Suryawirawan, mengaku optimistis akan kinerja perusahaan di tengah pandemi Covid-19 ini. Alasannya industri baja akan terus dibutuhkan selama pembangunan masih berlangsung.
"Kami di jajaran komisaris selalu mengingatkan bahwa kita ini berada di dunia usaha baja yang tidak ada kata senja. Jadi industri baja itu tidak ada kata senja, karena baja merupakan dasar pembangunan," tegas dia dalam acara peluncuran Logo Baru Krakatau Steel di Jakarta pada hari ini, Jumat (28/8).
Baca Juga
Putu menjelaskan, bahwa betapa vitalnya peranan industri baja dalam Kegaiatan pembangunan suatu negara. Dimana baja banyak digunakan sebagai bagian penting dari aktivitas pembangunan fisik.
Advertisement
"Seperti kita masih membangun untuk infrastruktur itu menggunakan baja, industri pembuatan transportasi baik besar maupun kecil juga ada bajanya. Sehingga kita akan kuat dengan industri baja," jelasnya.
Kendati demikian, dia mendorong para direksi perusahaan untuk terus berinovasi dalam menjalankan bisnis di era kebiasaan baru ini. Antara lain dengan lebih memperbanyak aneka produk baja yang dihasilkan.
"Kita harus berbisnis apa yang dibutuhkan orang. Hal ini untuk supaya jangan sampai kita meminta maaf atas keterbatasan produk. Kita harus mau mengupayakan bagaimanapun caranya, beli dari orang juga boleh. Intinya kita jangan turunkan trust kita sebagai pelaku industri baja," imbuhnya.
Lebih jauh, Putu menyambut baik atas peluncuran logo baru Krakatau Steel khususnya dengan nilai dan semangat baru yang memiliki makna Progressive, Collaborative, serta Robust. Perubahan logo ini diharapkan mampu memperkuat pondasi perusahaan yang telah berkiprah selama 50 tahun.
"Inovasi sangat penting dilakukan untuk melahirkan ide-ide baru yang mendukung kinerja perusahaan. Serta tentunya harus dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara, khususnya pada industri baja nasional," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Luhut Sebut Ekspor Mobil dan Besi Baja Naik Saat Pandemi Corona
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mencatat realisasi ekspor dan besi baja meningkat di tengah pandemi Covid-19. Hingga hari ini ekspor untuk irond and steel sebesar USD 4 miliar, sementara untuk mobil masih berada di USD 2,3 miliar.
"Per hari ini kita sudah ekspor USD 4 miliar dolar (irond and steel). Mobil masih USD 2,3 miliar," kata dia dalam web dinar di Jakarta, Sabtu (25/7).
Angka ini perlahan sudah bergerak dari realisasi terjadi pada kuartal I-2020. Di mana realisasi ekspor irond and steel masih berada di USD 2,3 miliar. Sementara realisasi untuk ekspor mobil berada di USD 2,0 miliar.
Peningkatan juga terjadi seiring dengan pembangunan smelter dilakukan pemerintah pada tahun lalu. Di mana posisi irond and steel pada periode tersebut realisasinya mencapai USD 7,4 miliar. Sementara mobil USD 8,1 miliar.
"Dan tahun ini kita harapkan ini irond and steel kita ekspor USD 10 miliar dan itu sangat berpengaruh terhadap nilai ekspor kita , lapangan kerja, penerimaan pajak dan seterusnya. Walaupun jumlah ini dibandingkan dengan yang lain masih kecil tapi ini sangat membantu," kata dia.
Reporter; Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Ekspor Manufaktur Tembus Angka USD 60,76 Miliar
Industri pengolahan nonmigas masih konsisten menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Sepanjang semester I tahun 2020, total nilai pengapalan produk sektor manufaktur menembus angka USD 60,76 miliar atau menyumbang 79,52 persen dari keseluruhan angka ekspor nasional yang mencapai USD 76,41 miliar.
“Terus terang saya cukup surprise dengan hasil kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas saat ini. Di luar dugaan, kinerja ekspor sektor industri manufaktur ternyata masih mencatatkan kontribusi yang positif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Agus menegaskan, pihaknya terus menjaga keberlangsungan aktivitas industri manufaktur di tanah air, meskipun sedang tertekan karena melambatnya ekonomi dunia dan dampak pandemi Covid-19. Sebab, selama ini sektor industri manufaktur beperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
“Kami bertekad untuk senantiasa menggenjot kinerja industri yang memiliki orientasi ekspor. Dilihat dari sumbangsihnya terhadap struktur nilai ekspor nasional, sektor industri berkontribusi 79,52 persen pada semester I-2020 atau naik dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar 75,47 persen,” paparnya.