Sukses

Penjualan E-Commerce Naik 26 Persen selama Pandemi

Ternyata baru ada 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berdasarkan data McKinsey Juni 2020 selama pandemi covid-19 terjadi, penjualan di e-commerce naik 26 persen dan mencapai 3,1 juta transaksi per hari. Sayangnya, porsi UMKM di Indonesia belum tinggi.

Dirinya berharap ke depannya pelaku UMKM dapat mengoptimalkan teknologi digital agar dapat menjalankan usahanya dari rumah dan terhubung ke ekosistem digital, serta melakukan adaptasi dan inovasi produk.

"Pasalnya, UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi,” kata Teten dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Namun, angka di awal 2020 ternyata baru ada 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital atau 13 persen dari total populasi UMKM di Indonesia.

Untuk itu, dirinya menekankan perlunya peningkatan kerjasama antara Kementerian dan Lembaga, pemerintah daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace serta seluruh pihak lain yang terlibat, untuk menyiapkan the Future SMEs agar UMKM dapat bersaing di pasar domestik dan pasar global.

"Pasalnya, pandemi Covid-19 berdampak signifikan bagi pelaku UMKM di Indonesia, baik dari sisi supply maupun demand," ujarnya.

Selain itu, tantangan lain juga tidak cukup hanya hadir dalam platform digital, isu sustainability dari UMKM di platform digital juga patut mendapat perhatian. Menurut Teten, UMKM tidak hanya harus bertahan, namun harus mampu menjadi kompetitif baik di pasar lokal dan global.

Kendati begitu, Pemerintah pun melakukan intervensi di sisi hulu (supply) dan hilir (demand). Untuk menjawab masalah di sisi supply, salah satunya adalah masalah pembiayaan untuk koperasi dan UMKM.

“Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 123,46 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khusus sektor UMKM. Per 27 Agustus 2020, progres sementara mencapai 45,76 persen atau telah disalurkan Rp56.503,22 miliar untuk pelaksanaan program PEN sektor KUMKM,” ungkapnya.

Selain itu, untuk usaha mikro yang tidak menerima kredit modal kerja dan investasi dari perbankan pemerintah menyiapkan bantuan modal kerja, yaitu Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro berupa hibah Rp 2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha mikro.

"Program ini diharapkan menjadi jawaban bagi para pelaku UMKM khususnya mikro yang modal usahanya tergerus untuk kepentingan konsumsi untuk dapat menambahmodal kerja, serta memudahkan ke depannya pelaku usaha dapat terintegrasi dalam sistem keuangan inklusif," pungkasnya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

2 dari 2 halaman

4 Strategi Sinergi BI Dorong UMKM Diterima di Pasar Global

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) bersinergi dengan banyak pihak guna mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar global. Empat fokus sinergi telah disiapkan bank sentral untuk mewujudkan target tersebut.

Pertama, sinergi diplomasi ekonomi bersama Kementerian Luar Negeri. Mekanismenya dengan memaksimalkan fungsi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang tersebar di berbagai negara mitra untuk membuka pasar bagi UMKM.

 

"Kemarin juga kami telah meminta bantuan Ibu Menlu Retno (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) di seluruh dunia untuk terus menggebrak, dengan membuka pasar UMKM di seluruh dunia," jelas Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo dalam webinar, Minggu (30/8/2020).

Kedua, mendorong kesesuaian produk UMKM dengan menjaga kontinuitas dan kualitas produk. Sehingga produk UMKM domestik dapat diterima pasar global karena telah bersandar internasional.

Ketiga, mendorong sebanyak mungkin pelaku UMKM memanfaatkan layanan digitalisasi. Melalui digitalisasi diyakini dapat memperluas akses pasar yang berimbas pada peningkatan omset penjualan.

Terakhir, transformasi dalam pembiayaan melalui dukungan sistem pembayaran QRIS (QR Code Indonesian Standard). Adanya transformasi pembiayaan berbasis digital diharapkan akan meningkatkan efisiensi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

"Kami terus bikin dan dorong digitalisas melalui sitem pembayaran semakin banyak dengan QRIS untuk UMKM seluruh nusantara," imbuh dia.