Liputan6.com, Jakarta - Investor di seluruh dunia sekarang mencari berbagai cara untuk mengembangkan kekayaannya. Ketika pasar global menjadi tidak stabil, berinvestasi di real estat harus dilakukan dengan hati-hati.
Melansir dari lifehack.org, Sabtu (5/9/2020)Â ternyata ada lima kota di dunia yang berkembang pesat dan layak untuk menjadi ladang investasi.
1. Sydney, Australia
Advertisement
Sydney bukanlah ibu kota Australia, tetapi ini adalah kota terbesar di negara tersebut, dan memiliki cuaca yang indah sepanjang tahun. Australia secara keseluruhan menempati peringkat ke-6 di dunia dalam hal Indeks Kemakmuran Legatum, yang didasarkan pada berbagai faktor.
Sydney adalah kota yang berkembang pesat dengan pertumbuhan keuangan dan ekonomi, serta bersaing dengan beberapa harga real estat termahal di dunia. Selama 30 tahun terakhir, harga rumah naik 7,25 persen setahun, menjadikan perumahan sebagai investasi utama.Â
Australia memiliki USD 243 miliar ekspor pada tahun 2014, banyak di antaranya keluar dari Sydney. Jika Anda tidak terbiasa dengan pasar ini, ada banyak perusahaan yang akan memberikan saran properti untuk investasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Kota Panama, Panama
Panama City adalah ibu kota Panama dan dikenal dengan megastruktur legendarisnya, Terusan Panama. Panama juga terkenal dengan regulasi perbankannya yang ramah, yang mendatangkan klien bisnis dari seluruh dunia. Kota ini sendiri memiliki hampir 900.000 penduduk dan memiliki iklim tropis.
Ekonomi lokal berkembang pesat karena bisnis yang didatangkan dari nasabah perbankan dan fakta bahwa kota ini terletak tepat di laut, yang memperkuat baik impor maupun ekspor.
3. Jakarta, Indonesia
Jakarta adalah ibu kota Indonesia dan merupakan kota terbesar dan terpadat di negara ini. Indonesia dikenal dengan iklim tropisnya yang membawa wisatawan dari seluruh dunia untuk berlibur ke sini. Sebagian besar bisnis Indonesia berasal dari pariwisata. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 18.000 pulau.
Selain pariwisata, Indonesia memiliki kekayaan mineral yang melimpah mulai dari tembaga dan emas hingga baja dan minyak. Ini mendorong ekonomi ekspor negara yang kuat. Transaksi keuangan dan pinjaman biasanya sulit di sini karena masalah dengan infrastruktur, sehingga investor telah menuangkan uang mereka ke perusahaan rintisan yang berjanji untuk menyelesaikan masalah ini sambil memberikan pengembalian yang solid.
Â
Advertisement
4. Chicago, AS
Chicago, IL adalah kota terbesar ketiga di Amerika Serikat, menurut statistik. Chicago dikenal sebagai "Kota Berangin" di Midwest dan terletak di sepanjang tepi Danau Michigan, yang merupakan salah satu danau besar di Amerika Utara. Chicago selalu menjadi pusat keuangan Amerika Serikat, nomor dua setelah New York City.
Segala sesuatu mulai dari opsi saham hingga komoditas melalui portal keuangan di Chicago Mercantile Exchange (CME) dan Chicago Board of Options Exchange (CBOE). Selain peran keuangannya, Chicago terkenal dengan kerajaan real estat komersialnya serta untuk impor dan ekspor yang berasal dari Great Lakes. Baru-baru ini, perusahaan teknologi dan perusahaan rintisan datang ke Chicago, menginspirasi harapan cerah tentang masa depan kota.
5. Kota Cebu, Filipina
Kota Cebu dikenal sebagai Kota Ratu Asia Tenggara. Ini kota terpadat kedua di negara ini, tepat setelah Manila. Iklimnya tropis dan tidak terlalu rentan terhadap bencana alam. Apalagi, kota ini letaknya strategis karena berada di tengah-tengah Filipina. Ini menjadikannya pusat perdagangan untuk negara dan juga untuk ekspor.
Di bawah presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte, yang akan menjabat hingga 2022, telah terjadi pergeseran ekonomi di negara tersebut. Mitra ekonomi baru di China mengalirkan investasi ke banyak bagian negara itu.
Filipina telah lama berbisnis dengan China dan tetangganya lainnya di Asia Tenggara. Ini telah menghasilkan aliran mineral, minyak, dan produk pertanian yang stabil. Kota Cebu terus berkembang pesat, dan masuknya proyek bisnis, teknologi, perdagangan, dan konstruksi real estat menjadikan kota ini populer di kalangan investor.
Reporter: Erna Sulistyowati
Â