Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sisa dua kuartal terakhir masih negatif. Jika kedua kuartal terkontraksi atau minus maka hingga akhir tahun ekonomi Indonesia bisa mencapai minus 1,1 persen.
"Dari prediksi kita menunjukkan bahwa mungkin di kuartal ketiga kita mungkin masih mengalami negatif growth dan bahkan mungkin kuartal keempat juga masih dalam zona sedikit di bawah netral," jelas dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga
Bendahara Negara ini juga menyiapkan skenario optimis. Menurutnya jika pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV bisa tumbuh positif atau mengalami perbaikan dari sebelumnya di kuartal II maka ekonomi domestik akan tumbuh 0,2 persen di tahun ini.
Advertisement
Namun sebaliknya, jika kedua sisa kuartal tersebut mengalami minus maka pertumbuhan bakal minus 1,1 persen di 2020.
"Kalau 0,2 persen mengasumsikan bahwa di kuartal ketiga dan keempat recovery bisa terjadi lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam pada kuartal kedua," tandas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tumbuh positif pada kuartal III-2020. Jokowi tak ingin ekonomi Indonesia jatuh ke jurang resesi.
Pada kuartal II-2020, ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19. Jokowi menyebut Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di September 2020
"Untuk itu, kuartal III-2020 yang kita masih punya waktu 1 bulan, Juli, Agustus, September. Kita masih punya kesempatan di September ini. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk resesi," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur secara virtual, Selasa (1/9/2020).
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan video di bawah ini:
Percepat Belanja Anggaran
Untuk itu, Jokowi meminta para kepala daerah untuk mempercepat belanja daerah. Hal ini untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan konsumsi masyarakat.
"Terutama yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, belanja bansos ini betul-betul disegerakan sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan memulihkan ekonomi di daerah," jelasnya.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement