Sukses

Maskapai Besar AS Pangkas Lebih dari 16 Ribu Pekerja per 1 Oktober

United Airlines mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas lebih dari 16 ribu pekerja pada awal bulan depan

Liputan6.com, Jakarta United Airlines mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas lebih dari 16 ribu pekerja pada awal bulan depan. Keputusan ini diambil setelah stimulus perlindungan pekerja dari federal untuk penerbangan telah habis.

Pemangkasan ini, diantaranya berupa pemberian cuti hingga waktu tertentu yang tidak diketahui. Dimana karyawan dapat dipanggil kembali jika permintaan mulai pulih. Jumlah ini mewakili hampir 17 persen dari tingkat kepegawaian United pada akhir 2019.

Jumlahnya ini jauh lebih rendah dari 36 ribu staf yang diperingatkan United Airlines yang berbasis di Chicago pada bulan Juli, bahwa pekerjaan mereka tengah terancam.

“Pandemi telah menarik kami lebih dalam dan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan oleh hampir semua ahli, dan dalam lingkungan dimana permintaan perjalanan begitu tertekan, United tidak dapat melanjutkan dengan tingkat staf yang secara signifikan melebihi jadwal kami terbang,” kata maskapai itu dikutip dari laman CNBC, Kamis (3/9/2020).

Pemangkasan yang direncanakan dari 16.370 pekerjaan, termasuk 6.920 pramugari, 2.850 pilot, 1.400 pekerjaan manajemen, 2.010 mekanik dan 2.260 dalam operasi bandara, dan lainnya.

Sebagai informasi, stimulus untuk maskapai penerbangan yang disahkan dalam paket bantuan virus corona senilai USD 2,2 triliun pada bulan Maret. Dan melarang maskapai penerbangan untuk memangkas pekerjaan atau membayar tarif hingga 30 September.

Sementara itu, CEO United Airlines, Scott Kirby memperkirakan permintaan akan stabil di setengah dari level 2019 tanpa vaksin virus corona. Operator dan lainnya sekarang mencoba untuk mendapatkan kembali pelanggan.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

2 dari 2 halaman

Pesawat United Airlines Mendarat Darurat Gara-Gara Penumpang Bersin

Penerbangan pesawat United Airlines menjadi kacau yang dipicu oleh penumpang yang bersin dan batuk. Penumpang itu sebenarnya tak bersalah lantaran ia batuk dan bersin karena memiliki alergi.

Namun, sekelompok penumpang yang duduk di dekatnya keburu berpikiran terlalu jauh. Mereka takut si penumpang bersin itu menyebarkan virus corona baru (COVID-19).

Duka Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia, Rugi Triliunan Rupiah Akibat Wabah CoronaIkuti Cooking Class Kuliner Betawi bersama Liputan6.com dan Modena  

Meski tak beralasan, sekelompok penumpang membuat keributan. Awak kabin United Airlines yang berusaha menjelaskan, tak berhasil menenangkan mereka. Pilot akhirnya meminta pendaratan darurat.

Dilansir dari laman The Sun, Kamis, 12 Maret 2020, pesawat dengan nomor penerbangan 1562 itu akhirnya mendarat di Bandara Denver. Tak berapa lama, para penumpang yang ribut diturunkan paksa dari pesawat.

Sementara itu, seorang penumpang yang juga seorang dokter, Jordan Safirstein mencuit situasi di dalam pesawat yang dialaminya.

"Sejumlah penumpang menjadi gila karena mereka duduk di samping orang yang batuk/bersin dan membuat permintaan tak masuk akal dan bahkan menjadi tak terkendali dan tidak kooperatif," tulisnya yang diakhiri pernyataan tidak ada corona di dalam pesawat.

Sementara, penumpang yang mengundang kecurigaan itu kembali diperiksa sebelum pesawat tinggal landas. Petugas tidak mendeteksi demam sehingga pesawat diizinkan melanjutkan perjalanan.

KCNC_TV melaporkan FBI menginvestigasi kasus tersebut. Tetapi, tidak jelas apakah para penumpang pesawat yang membuat keributan itu akan dikenai dakwaan atau tidak.