Liputan6.com, Jakarta Transformasi yang tengah dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 2016 mendapat respon positif di mata investor. Tercatat investor ritel saham BBRI melesat tumbuh 6 (enam) kali lipat dalam dua tahun terakhir. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam PUBEX LIVE BRI 2020 di Jakarta (27/08).
Di tengah kondisi yang sangat menantang ini, strategi BRI tetap diarahkan untuk mewujudkan visi perusahaan di tahun 2022 yaitu menjadi “The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to The Best Talent”.
Baca Juga
BTN Salurkan Kredit Rp356,1 T di Kuartal III-2024, Ditopang KPR dan DPK yang di Atas Rata-Rata Nasional
Dukung Kebijakan Pemerintah, Pertamina Patra Niaga Beri Harga Khusus Avtur di 19 Bandara
Menginspirasi Ribuan Pelari dari 23 Negara, Intip Highlight Kesuksesan OPPO RUN 2024 yang Tingkatkan Pariwisata Bali
“Untuk mencapai visi tersebut, sejak tahun 2016, kami telah memulai proses transformasi yang kami namakan BRIVolution yang berorientasi pada transformasi digital dan culture dengan fokus pertumbuhan pada segmen mikro, kecil dan konsumer peningkatan profitabilitas pada segmen korporasi serta peningkatan sinergi Perusahaan Anak,” ujar Sunarso.
Advertisement
Sunarso menambahkan bahwa krisis yang terjadi akibat pandemi saat ini menjadi akselerator transformasi yang tengah dilakukan perseroan.
“Maka krisis ini juga ada hikmahnya, yaitu sebagai pemercepat transformasi digital BRI. Karena kita memang benar-benar cara kerjanya berubah, yang tadinya kerja di kantor tatap muka, kemudian menjadi online, maka itu butuh perubahan cara kerja, melalui digitalisasi. Dan itu kebetulan sudah kami lakukan” urainya.
Sunarso menjelaskan sampai dengan saat ini, BBRI konsisten mampu memberikan value bagi pemegang saham. Sejak IPO di tahun 2003, harga saham BRI telah memberikan return kepada para pemegang saham sebesar 69 kali.
“Dan sudah menjadi tugas saya sebagai CEO BRI, untuk terus men-create dan mendeliver value secara sustainable bagi seluruh stakeholders, terutama shareholders dan masyarakat, dengan tetap fokus di segmen UMKM khususnya mikro,” pungkas Sunarso.
(*)