Sukses

BPDPKS Kucurkan Rp 890 Juta Danai Produksi Sabun dan Sanitizer dari Sawit

BPDPKS menggelontorkan Rp 890 juta untuk pengenbangan serta produksi kelapa sawit.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelontorkan Rp 890 juta untuk pengembangan serta produksi kelapa sawit. Pada tahap awal, produk ini akan disebarkan di wilayah Jabodetabek melalui Badan Layanan Umum, dengan masing-masing sebanyak 12.500 pcs.

“Jadi memang ini adalah tahap pertama. Kita bekerjasama dengan SBRC (Surfactant and Bioenergy Research Center) menghasilkan riset yang kemudian diproduksi masing-masing jumlahnya 12.500. Ini tahap awal, untuk itu BPDPKS memberikan dukungan Rp 890 juta. Mulai dari riset awal sampai dengan produksi yang dilakukan UMKM sampai nanti kita distribusikan kepada RS BLU,” beber Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam acara penyerahan sabun cuci tangan dan penyanitasi berbahan sawit, Jumat (4/9/2020).

Adapun dana yang dimaksud, disebutkan Eddy berasal dari pungutan ekspor sawit dan turunannya. “BPDPKS ini di dalam rangka menjalankan misinya itu antara lain adalah penghimpunan dana pengelolaan dana dan penyaluran dana. itu berasal dari pungutan ekspor, di mana pungutan ekspor itu dipungut terhadap setiap transaksi ekspor atas produk-produk sawit CPO dan produk turunannya,” jelas Eddy.

Sampai dengan Agustus 2020, Eddy BPDPKS mencatat dana yang berasal dari pungutan ekspor mencapai Rp 10,4 triliun. Dana ini nantinya akan dikelola, dimanfaatkan untuk visi misi BPDPKS.

“Pungutan ekspor tadi, nanti akan dimanfaatkan untuk visi misi BPDPKS, seperti peremajaan sawit rakyat, terus kemudian program B30 sekarang ini, untuk riset, untuk pengembangan pengembangan sumber daya manusia dan untuk promosi promosi,” kata Eddy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pemerintah Bagikan 25 Ribu Sabun Tangan dan Sanitizer Berbahan Kelapa Sawit

Pemerintah akan menyalurkan 12.500 hand soap dan 12.500 hand sanitizer yang berbahan dasar kelapa sawit. Gerakan ini merupakan kerja sama dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan pusat penelitian pusat penelitian surfaktan dan bioenergi (SBRC) Institut Pertanian Bogor.

hand soap dan hand sanitizer ini akan disalurkan melalui Badan Layanan Umum kesehatan.

“Pada saat ini telah diproduksi 12.500 hand soap dan 12.500 hand sanitizer yang rencananya akan disalurkan kepada masyarakat melalui Badan Layanan Umum kesehatan di wilayah Jabodetabek,” ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam acara penyerahan sabun cuci tangan dan penyanitasi berbahan sawit, Jumat (4/9/2020).

Kegiatan ini, lanjut Eddy, merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk mempromosikan penggunaan sawit dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang terkait dengan upaya pencegahan penyebaran covid-19.

Melalui kegiatan ini diharapkan manfaat dari sawit yang merupakan sumber daya alam strategis di Indonesia dapat menjangkau seluruh masyarakat dan membantu masyarakat Indonesia untuk mempraktekkan pola hidup yang bersih sebagai bagian dari kehidupan saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.

“Hand soap dan hand sanitizer dari kelapa sawit ini merupakan kerjasama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan pusat penelitian pusat penelitian surfaktan dan bioenergi (SBRC) Institut Pertanian Bogor,” kata Eddy.

3 dari 3 halaman

Hasil Pengembangan IPB

Sabun cuci tangan cair atau hand shop dan penyitasi tangan atau hand sanitizer dikembangkan oleh pusat penelitian surfaktan dan bioenergi SBRC IPB. Adapun kegiatan produksinya dilakukan oleh usaha kecil dan menengah.

“Keterlibatan usaha rakyat ini tadi melalui UKM dalam pengolahan sawit memang menjadi salah satu program strategis dari BPDPKS. Kami berharap agar keterlibatan ini akan menjadi bagian dalam upaya kita untuk mendorong peningkatan Kesejahteraan rakyat,” kata Eddy.

Tidak akan berhenti sampai di sini, BPDPKS akan terus melanjutkan dan meningkatkan distribusi hand soap dan hand sanitizer ini.

“Sehingga nanti kami berencana bahwa kedepan kami akan dapat menyalurkan dan ini tadi kepada seluruh masyarakat melalui Badan Layanan Umum kesehatan di Indonesia,” pungkas dia.