Sukses

Kecanggihan Alugoro, Kapal Selam Pertama Indonesia yang Bikin Takjub ASEAN

Indonesia mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang mampu memproduksi kapal selam sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan proyek kapal selam pertama Indonesia, Alugoro, yang dirakit oleh PT PAL Indonesia akan tetap berjalan di tahun 2021 melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Ternyata, Indonesia mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang mampu memproduksi kapal selam sendiri. Alugoro juga memiliki spesifikasi yang tidak bisa dianggap remeh.

Mengutip laman resmi PT PAL, Minggu (6/9/2020), Kapal Selam Alugoro adalah kapal selam ke-3 dari batch pertama kerjasama pembangunan kapal selam antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di Fasilitas Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero).

Nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa Gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya.

Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa yaitu Batara Guru, sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.

Kapal selam tersebut memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter, kecepatan maksimal saat menyelam 21 knot dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot dan mampu berlayar lebih dari 50 hari serta dapat menampung lebih dari 40 kru.

"Dalam pengerjaan joint section PT PAL Indonesia (Persero) berhasil menyelesaikan dengan predikat zero defect," demikian dikutip dari laman resmi PT PAL.

Kegiatan SAT dilaksanakan di perairan utara Pulau Bali yang merupakan area latihan TNI AL serta memiliki kedalaman laut yang memadai. Selama pengujian Kapal Selam Alugoro dikawal oleh KRI RE Martadinata-331.

Selama pelaksanaan SAT Kapal Selam Alugoro menggunakan Dermaga APBN, Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi sebagai sarana dan fasilitas berlabuh.

Adapun, launching atau peluncuran serta pemberian nama kapal dilakukan pada 11 April 2019 di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero).

Tonton Video Ini

2 dari 2 halaman

Proyek Kapal Selam Pertama Indonesia Dipastikan Lanjut Tahun Depan

Pemerintah memastikan proyek perakitan kapal selam pertama milik Indonesia yang diproduksi PT PAL Indonesia dilanjutkan tahun depan. 
 
Hal ini dibuktikan dengan rencana penyuntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT PAL Indonesia untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.
 
Rencana tersebut sudah tercantum dalam dokumen Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran 2021.
 
"Dalam mendukung teknologi pembangunan kapal selam serta meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista dari luar negeri, Pemerintah dalam RAPBN tahun 2021 memberikan dukungan melalui pemberian PMN kepada PAL Indonesia," demikian dikutip Liputan6.com dalam dokumen Buku II Nota Keuangan halaman 5-25, Jumat (4/9/2020). 
 
Adapun, proyek pengembangan kapal selam menjadi 1 dari 7 rencana percepatan pembangunan infrastruktur oleh BUMN yang menjadi program prioritas pemerintah tahun 2021. 
 
Dijelaskan, PMN kepada PT PAL Indonesia (Persero) dalam RAPBN tahun 2021 merupakan kesinambungan dari PMN yang telah diberikan pada tahun 2015 yang akan dimanfaatkan untuk mendukung penguasaan teknologi pembangunan kapal selam melalui kesiapan fasilitas, peralatan, dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta memperbaiki struktur permodalan.
 
Porsi terbesar dari penggunaan tambahan dana PMN 2021 untuk PT PAL akan digunakan untuk penyiapan fasilitas pendukung pembangunan dan perawatan kapal selam dalam rangka menunjang proses pembangunan kapal selam secara Whole Local Production (WLP). 
 
Nantinya, di dalamnya akan terdapat pengadaan shiplift yang merupakan fasilitas utama dan vital untuk mendukung kegiatan docking dan undocking kapal selam karena akan memperkecil risiko pada saat launching, mempersingkat waktu, dan menghemat biaya.
 
Diharapkan, rencana penggelontoran modal tersebut dapat mendukung penguasaan teknologi pembangunan kapal selam melalui kesiapan fasilitas, peralatan, dan SDM, memperbaiki struktur permodalan perseroan, serta meningkatkan kapasitas usaha. 
 
"Selain itu, dalam jangka panjang dengan dikuasainya teknologi pembangunan kapal selam dapat meminimalisasi ketergantungan terhadap industri alutsista luar negeri," demikian dikutip dari dokumen Buku II Nota Keuangan