Sukses

Sri Mulyani Tugaskan LPEI Bantu UMKM Berorientasi Ekspor

Pemerintah berharap LPEI sebagai pelaksana harus selalu kreatif dan inovatif untuk membantu ekspor UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dapat penugasan khusus dari pemerintah untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal ini ditandai dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 372 dan KMK 08/2020 tentang Penugasan Khusus Kepada LPEI Dalam Usaha Mendukung Sektor Usaha Kecil Menengah Berorientasi Ekspor.

"Hari ini kita memberikan program lain yaitu melalui LPEI kita melakukan penugasan khusus untuk meningkatkan ekspor untuk UMKM tersebut. Secara konkrit pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan kita bekerjasama dengan Kementerian lain, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kemenparekraf, Kementerian Koperasi dan UMKM," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan, Lucky Alfirman dalam acara webinar, di Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Dia menjelaskan, tujuan diterbitkannya KMK ini adalah untuk membantu UMKM yang berorientasi ekspor mendapatkan modal kerja ataupun investasi agar mampu meningkatkan daya saing dalam kancah nasional maupun internasional.

Program yang akan dilaksanakan LPEI ini menyisir UMKM yang memiliki usaha produktif berorientasi ekspor baik langsung maupun tidak langsung, UMKM yang telah menjalankan perusahaan minimal 2 tahun, dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, memiliki kolektibilitas lancar tidak sedang dalam proses klaim atau utang, pelaksanaan kegiatan usaha di dalam negeri, serra memiliki fasilitas jaringan produksi dengan produk standar ekspor.

"Dari sisi platformnya nanti akan ada dua untuk usaha kecil sebesar 500 juta sampai dengan 2 miliar usaha menengah 2 miliar sampai dengan 15 miliar. Dana kredit maksimal 5 tahun sedangkan kredit investasi diberikan minimal 3 tahun itu syarat umumnya," jelas dia.

Pemerintah berharap LPEI sebagai pelaksana harus selalu kreatif dan inovatif untuk membantu ekspor UMKM. Tak hanya itu LPEI juga diharap dapat melaksanakan program untuk UMKM ini dengan baik untuk bisa mengcover mencakup seluruh UMKM terdampak, serta melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder yang aktif dan memberikan Pembinaan dan pelatihan untuk UMKM yang memiliki potensi ekspor.

"Pemerintah sangat berharap UMKM yang berorientasi ekspor dapat memanfaatkan fasilitas ini sehingga dapat meningkatkan potensi ekspor yang dimilikinya. Jadi bukan semata-mata UMKM tersebut. Tapi dampak multiplayer efeknya terhadap perekonomian itu khususnya di tengah kondisi pandemi covid-19 ini itu akan sangat bagus penciptaan lapangan kerja penciptaan dampaknya positif bagi perekonomian," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Menkop Teten Minta Pelatihan UMKM Digencarkan

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dari berbagai kajian menunjukkan, UMKM maupun perekonomian nasional harus mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama.

"Masalah ini bukan dialami oleh kita saja, tapi juga dialami oleh seluruh negara. Ada 295 negara yang berdampak cukup signifikan. Saya kira kita harus bisa bertahap dalam situasi global ini,” kata Teten Masduki, dalam sambutannya melalui virtual pada pembukaan pelatihan bertema "KUKM Eksis dan Mampu Beradaptasi dalam Pandemi COVID-19 dan Era New Normal", di Lombok Tengah, Senin (7/9/2020).

Oleh karena itu, Teten berharap hasil pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 bisa diarahkan bagaimana Koperasi dan UMKM melakukan adaptasi bisnis, adaptasi usaha, digitalisasi UMKM menjadi prioritas, serta inovasi produk sekarang juga menjadi penting.

Sebagai contoh, ia menyebut pengrajin batik di Jawa Tengah, yang di awal mengalami penurunan penjualan yang luar biasa, tapi kemudian mereka survive karena banting setir dengan berjualan produk pakaian rumah, seperti daster, celana pendek, dll, sehingga penjualan meningkat.

Serta banyak restoran dan kafe yang tutup, yang tidak boleh berjualan, lalu mereka banting setir membuat produk makanan kemasan, seperti frozen food, dan makanan siap saji dalam bentuk siap dimasak di rumah.

Kata Teten, saat ini di sektor makanan dan minuman sedang digandrungi. Selain itu, industri perumahan terutama di makanan minuman ini sedang bertumbuh.

“Jadi sekarang ini baik penjualan lewat media sosial dan online luar biasa dan akan terus tumbuh. Penting saya kira harus bisa membaca peluang usaha yang masih ada di tengah pandemi COVID ini," katanya.

Begitupun dengan sektor Pariwisata. Ia mengatakan khusus NTB, Bali, atau daerah wisata lainnya yang selama ini cukup besar mengangkat perekonomian daerah, memang saat ini paling terdampak.

"Saya harap bagaimana pelatihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah, pusat, dan kementerian/lembaga, Kemenkop UKM juga diorientasikan untuk membantu UMKM keluar dari masalah krisis ini, kemudian mencari peluang baru di tengah pandemi COVID," ungkap Teten Masduki.

Video Terkini