Liputan6.com, Jakarta - Rupiah terus bergerak mendekati Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat siang ini Rp 14.922, atau telah melampaui level di pembukaan hari ini yang Rp 14.900 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Harus Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi kurs rupiah akan terus melemah di sepanjang September ini, hingga menembus Rp 15.800 per dolar AS.
Menurut dia, pelemahan rupiah ini merupakan kesalahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menginformasikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan ibu kota secara dadakan.
Advertisement
"Bakal terus (melemah). Kemungkinan rupiah di bulan September ini akan di Rp 15.500-15.800 (per dolar AS). Ini akibat kecerobohan dari Gubernur DKI Jakarta yang memberikan satu informasi, tapi belum melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (11/9/2020).
Ibrahim mengatakan, seharusnya Anies berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat sebelum menetapkan PSBB pada 14 September tersebut, dan tidak mengumumkannya secara tiba-tiba.
"PSBB secara total ini seharusnya 20 hari sebelumnya diinformasikan dulu ke pemerintah atau ke masyarakat melalui media. Bisa saja lalui jajak pendapat, apakah perlu," kata dia.
Sebab, ia melanjutkan, keputusan Anies tersebut bertolakbelakang dengan rencana pemerintah yang tengah berupaya memulihkan ekonomi nasional.
"Karena secara bersamaan pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembenahan ekonomi, dengan cara stimulus. Sehingga berpengaruh pada pasar," ungkap Ibrahim.
Jakarta PSBB, Rupiah Melemah Dekati 15.000 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada hari ini. Jelang siang hari, bahkan rupiah terus melemah mendekati level 15.000 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.900 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 14.855. Pada pukul 10.20 WIB, rupiah terus melemah ke 14.944 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 14.944 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,77 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.979 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.871 per dolar AS.
"Rupiah mungkin masih mendapatkan tekanan hari ini dengan isu PSBB Jakarta yang berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (11/9/2020).
Selain itu, sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko dengan kejatuhan Wall Street semalam juga berpotensi memberi tekanan ke rupiah.
Bursa saham AS pada Kamis (10/8) kemarin, kembali ditutup melemah dengan S&P 500 turun 1,76 persen, Dow Jones turun 1,45 persen dan Nasdaq turun 1,99 persen.
"Perseteruan AS dan China yang memanas juga memberikan tekanan tambahan untuk rupiah," ujar Ariston.
Kendati demikian, lanjut Ariston, pelemahan rupiah kemungkinan temporer apabila data-data ekonomi Indonesia selanjutnya bisa menunjukkan hasil yang lebih baik dari proyeksi.
"Selain itu, perubahan sentimen di luar juga bisa mengubah arah pergerakan, misalnya terjadi sentimen pelemahan dolar lagi karena data-data ekonomi AS memburuk," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.
Pada Kamis (10/9) lalu, rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,38 persen menjadi Rp14.855 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.799 per dolar AS.
Advertisement