Liputan6.com, Purwakarta - Petani di Purwakarta optimis menyambut musim tanam kedua di tahun ini, atau saat musim kemarau. Itu seiring keberadaan pembangunan embung yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Kementan meminta petani dapat memaksimalkan bangunan embung pertanian yang telah terbangun untuk peningkatan luas tanam.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, embung yang dibangun adalah respons dari peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut bahwa musim kemarau tahun ini cenderung lebih basah dari tahun 2019.
Advertisement
Mentan mengatakan, peringatan dari BMKG harus disikapi dengan serius, khususnya oleh insan pertanian. Apalagi, di bulan ini musim kemarau diprediksi sedang berada di fase puncak.
“BMKG telah mengeluarkan peta peringatan dini kekeringan. Kondisi ini jelas tidak bersahabat dengan pertanian. Karena muncul potensi ancaman gagal panen. Masih ada waktu, kita antisipasi hal itu dengan memaksimalkan water management,” ujar Mentan, Rabu (16/9/2020).
Imbauan serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy.
“Water management langkah yang baik untuk memastikan ketersediaan air selama kemarau. Mengingat bulan ini diprediksi sebagai puncak kemarau, kita sarankan petani untuk memaksimalkan pemanfaatan air melalui bangunan konservasi air berupa embung atau dam parit atau long storage,” tuturnya.
Sarwo Edhy menambahkan, dengan teknik pemanenan air hujan dan atau aliran permukaan pada musim hujan sebagai suplesi air irigasi pada saat terjadi krisis air di musim kemarau.
Harapannya, pembangunan embung pertanian mampu memenuhi target luas tambah tanam dan peningkatan produktivitas tanaman pangan.
Pembangunan embung yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian melalui Direktorat Irigasi Pertanian sangat dirasakan manfaatnya oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Pasaraya, Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Mereka pun bisa melakukan tanam kedua di musim kemarau tahun ini.
Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto, dari direktorat teknis pun terus berupaya mendorong agar embung yang sudah terbangun harus bisa termanfaatkan untuk melayani minimal 25 ha target lahan terairi sehingga mampu berkontribusi dalam mendukung visi dan misi kementerian pertanian dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.
Pemda Berterima Kasih
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kab Purwakarta, Agus R Suharlan, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Irigasi Pertanian-Ditjen PSP atas dukungan kegiatan embung pertanian yang dialokasikan kepada petani di wilayah Kabupaten Purwakarta tahun 2020.
Kegiatan tersebut sejalan dengan program Bupati Purwakarta dalam memaksimalkan pengembangan daerah cetak sawah baru seluas 75 Ha sebagai upaya penanganan alih fungsi lahan.
“Tentunya perlu dukungan bangunan konservasi air berupa embung sebagai upaya pengembangan sumber air lokal yang bersumber dari mata air yang berpotensi sebagai suplesi air irigasi untuk lahan cetak sawah baru tersebut,” tutur Agus.
Pemerintah Purwakarta konsentrasi dalam mengupayakan pengembangan sumber air lokal, mengingat keseluruhan lahan sawah dengan luasan 18.127 Ha merupakan daerah non irigasi teknis namun tetap surplus sebagai penyedia pangan untuk wilayah Jawa Barat.
Melalui Teknik panen air pada bangunan embung, masalah kekurangan air di lahan sawah Kelompok Tani Pasaraya dan sekitarnya terjawab. Embung terbukti mampu mengoptimalkan aliran air dari mata air Citeurep Cidaniang, sangat ideal sebagai upaya konservasi air yang tepat guna.
Ketua Poktan Pasaraya, Mamad pun mengakui jika embung memiliki dampak yang sangat positif buat petani.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian khususnya Ditjen PSP yang telah mengalokasikan bantuan berupa Embung melalui Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2020 ini. Embung yang telah terbangun sangat membantu kami para petani di sekitar wilayah Desa Wanasari Kecamatan Wanayasa untuk melakukan tanam kedua dengan target peningkatan produksi semula 3 ton/ha menjadi 4 ton/ha pun selanjutnya optimis untuk meningkatkan pertanaman menjadi 5 kali tanam dalam 2 tahun,” tutur Mamad.
Advertisement