Sukses

Dubes Jepang Masafumi Ishii Tinjau Perkembangan Proyek MRT Fase 2

Perpanjangan proyek MRT ini akan membuat kehidupan transportasi warga Jakarta menjadi lebih mudah.

Liputan6.com, Jakarta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii meninjau perkembangan proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase 2 dengan rute Bundaran HI - Kota zona 201.

Didampingi Direktur Utama PT MRT William Sabandar, Ishii menyatakan proyek ini masih terus berjalan meskipun pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia belum menunjukkan tanda berakhir.

"Saya sangat terkesan mendengar proyek ini berjalan sesuai rencana awal. Proyek ini merupakan simbol persahabatan antara Jepang dan Indonesia, dan ini merupakan simbol kerjasama kedua negara," kata Ishii melalui pernyataannya, dikutip dari kanal YouTube Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Rabu (16/9/2020).

Ishii berharap, adanya perpanjangan proyek MRT ini akan membuat kehidupan transportasi warga Jakarta menjadi lebih mudah.

Dalam kesempatan yang sama, William juga mengapresiasi dukungan pemerintah Jepang dan lembaga pembiayaan JICA (Japan International Cooperation Agency) atas proyek MRT ini.

"Ini juga simbol kerjasama Jepang dan Indonesia, dilaksanakan di tengah Covid-19, semoga menjadi pendorong bagi upaya bangsa ini keluar dari krisis," tutur William.

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sempat Mundur

Sebelumnya, pembangunan Fase 2 Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang menghubungkan Bundaran HI menuju Kota yang seharusnya dimulai pada awal Maret lalu terpaksa mundur karena pandemi Covid-19 dan baru bisa dimulai pada awal Juni 2020.

William dalam konferensi video menjelaskan paket kontrak CP201 yang merupakan pembangunan terowongan dan jalur MRT bawah tanah yang menghubungkan Bundaran HI-Harmoni mengalami penundaan selama 3 bulan.

"CP201 karena Covi-19, kami tunda tiga bulan, yang tadinya awal Maret kontraktor mulai bekerja setelah tanda tangan kontrak pada Februari lalu, itu akan dimulai Juni karena situasi Covid-19 tidak memungkinkan bagi kontraktor untuk memulai pekerjaan MRT, sebagian tenaga kerja juga dari Jepang karena expert juga dari Jepang," terangnya dikutip dari Antara, Rabu (29/4/2020) silam.