Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok sempat menjadi perbincangan gegara melayangkan kritik tajam soal perusahaan yang dia awasi ke hadapan publik.
Pria yang akrab disapa Ahok ini menyatakan, Pertamina memiliki kebijakan yang sangat tidak efisien dan kebiasaan janggal yang membuat manajemen perseroan semakin buruk mulai dari direksi yang hobi lobi menteri, manipulasi gaji hingga utang yang semakin menumpuk.
Baca Juga
Temuan Ahok ini mendapat respons dari beragam pihak. Ada yang mendukung, ada juga yang mencela. Bahkan salah satu anggota DPR menganggap Ahok tukang buat gaduh. Sebenarnya, kritik apa yang diutarakan Ahok soal Pertamina hingga membuat heboh publik?
Advertisement
1. Direksi Hobi Lobi Menteri
Menurutnya, direksi Pertamina punya hobi lobi-lobi menteri. Pergantian direktur juga dilakukan tanpa pemberitahuan kepada dirinya sebagai Komisaris Utama.
"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris juga rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.
2. Dugaan Manipulasi Gaji
Lalu, adanya dugaan manipulasi gaji, dimana pejabat yang sudah tidak bertugas di posisi yang bersangkutan masih menerima gaji yang nominalnya sama.
"Orang yang dicopot dari jabatan dirut anak perusahaan misalnya gajinya Rp 100 juta lebih, masa di copot tapi gaji masih sama, alasannya dia orang lama, harusnya kan gaji mengikuti jabatan Anda, tapi mereka bikin gaji pokok gede-gede semua," tandas Ahok.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Perusahaan Hobi Berutang
Kemudian soal utang. Ahok menilai, Pertamina selalu ingin berutang untuk mengakuisisi kilang minyak luar negeri. Padahal, menurutnya lebih baik Pertamina melakukan eksplorasi dalam negeri karena Indonesia masih punya potensi 12 cekungan yang menghasilkan minyak dan gas (migas).
"Sudah minjam duit USD 16 miliar, tiap kali otaknya minjam duit terus, saya sudah kesal. Minjam terus, akuisisi terus, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi minyak dan gas, ngapain di luar negeri? Jangan-jangan ada komisi," ujarnya.
4. Usulkan Bubarkan Kementerian BUMN
Dari beragam hal di atas, Ahok mengusulkan agar Kementerian BUMN dibubarkan saja. Menurutnya, tata kelola perusahaan plat merah ini tidak efisien dan buruk.
Lebih baik, manajemen BUMN diserahkan ke kalangan profesional yang jauh dari kepentingan politik.
Ahok mencontohkan pembentukan Temasek yang digagas Pemerintah Singapura.
"Seharusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita bangun seperti Temasek, jadi semacam Indonesia Incorporation," kata Ahok.
Advertisement