Sukses

Kisah Sang James Bond Filantropi, Sumbang Harta Rp 118,4 Triliun Sebelum Wafat

Selama 4 dekade terakhir, Feeney tercatat telah berdonasi lebih dari USD 8 miliar untuk beramal melalui yayasan miliknya, Atlantis Philanthrophies.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder Chuck Feeney (89 tahun) pendiri toko bebas bea di bandara, Duty Free Shoppers mempunyai cara berbeda dalam menikmati kekayaan.

Alih-alih membeli barang super mewah, dia menghabiskan sebagian besar kekayaan senilai USD 8 miliar atau setara Rp 118,4 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS) untuk disumbangkan. Bahkan dia lah yang mempelopori ide Memberi Saat Hidup (Giving While Living).

"Kita belajar banyak. Kita akan melakukan beberapa hal secara berbeda, tapi saya sangat puas. Saya merasa sangat senang telah menyelesaikan ini," kata Feeney seperti dikutip Forbes, Jumat (18/9/2020).

Selama 4 dekade terakhir, miliarder Feeney tercatat telah berdonasi lebih dari USD 8 miliar untuk beramal melalui yayasan miliknya, Atlantis Philanthrophies. Pada 2012, ia diperkirakan telah menyisihkan dana USD 2 juta untuk uang pensiun bersama istri.

Dengan kata lain, ia sudah menyumbang 375 persen lebih besar dari total kekayaan bersihnya saat ini. Pemberian itu pun dilakukan tanpa mau diketahui orang lain.

Semua donasi diberikan secara anonim alias tak bernama. Di saat banyak dermawan kaya justru membuat publikasi besar-besaran untuk sumbangan mereka. Feeney berusaha keras untuk merahasiakan pemberiannya.

Karena sikap ini dan aksi kampanye filantropi klandestin berkeliling dunia, Forbes pun memanggilnya "James Bond of Philanthropy".

Tapi Feeney memang datang dari bawah. Pria yang mengumpulkan kekayaan dengan menjual barang-barang mewah kepada turis dan meluncurkan pembangkit listrik General Atlantic ini tinggal di sebuah apartemen sederhana di San Fransisco, bak asrama milik mahasiswa baru.

Kemurahan hatinya telah memenangkan simpati dari miliarder dunia lain seperti Bill Gates dan Warren Buffet, ketika mereka bersama-sama meluncurkan Giving Pledge pada 2010.

Ini adalah sebuah kampanye yang mengajak orang paling sejahtera di dunia untuk memberikan setengah kekayaan sebelum dijemput ajal.

"Chuck (Feeney) adalah inspirasi saya. Dia merupakan teladan bagi kita semua," ujar Warren Buffett.

Sepanjang hidupnya, Feeney telah memberikan banyak uang untuk beberapa masalah besar. Seperti membawa perdamaian di Irlandia Utara, melakukan modernisasi terhadap sistem perawatan kesehatan di Vietnam, hingga menghabiskan USD 350 juta untuk menyulap Roosevelt Island dari kawasan terabaikan di New York menjadi pusat teknologi.

Feeney merupakan tipe dermawan yang enggan menunggu untuk beramal setelah kematian, atau menyiapkan dana warisan. Dia selalu mencari alasan di mana dirinya dapat memberi dampak besar dan melakukan segalanya.

"Saya melihat sedikit alasan untuk menunda sumbangan ketika begitu banyak kebaikan bisa dicapai dengan tujuan yang bermanfaat. Selain itu, jauh lebih menyenangkan memberi saat hidup ketimbang Anda sudah mati," ungkap Feeney.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Warren Buffet Jadi Miliarder Paling Dermawan versi Forbes

Forbes merilis peringkat miliarder dunia paling dermawan. Daftar tersebut diambil dari miliarder paling banyak bersedekah yang masuk dalam jajaran Forbes 400.

Dalam pemeringkatan tersebut, Forbes menghitungnya dari pemberian dollar Amerika Serikat (USD) yang diberikan yayasan para miliarder, plus hibah langsung yang bisa dilacak.

Namun, Forbes tidak menghitung donasi dana yang masih dijanjikan. Oleh karenanya, rencana hibah sebesar USD 1 miliar dari bos Twitter Jack Dorsey untuk mendukung pemberantasan Covid-19 hanya dihitung berdasarkan yang telah terealisasi.

Seperti dikutip Forbes, Kamis (9/9/2020), miliarder paling dermawan yakni CEO Berkshire Hathaway Warren Buffet. Secara perhitungan, ia diperkirakan telah menyisihkan USD 40 miliar hartanya untuk berdonasi.

Jumlah tersebut bernilai sangat besar dari total kekayaan Buffet yang mencapai USD 73,5 miliar. Sumbangan itu didistribusikan ke beberapa organisasi nirlaba, termasuk lewat yayasan Bill and Melinda Gates.

Jika diukur dari persentase kekayaan bersih, filantropis yang paling dermawan yakni George Soros selaku Hedge Find Manager. Dirinya tercatat telah mendonasikan 64 persen dari total kekayaan bersihnya.

Soros tercatat telah menyumbang lebih dari USD 15 miliar kepada organisasi nirlaba seperti Open Society Foundations, serta yayasan hibah internasional yang mendukung pendidikan, kesehatan publik, hingga media independen.

Secara keseluruhan, ada USD 172 miliar harta yang dikeluarkan oleh sebanyak 74 miliarder Forbes 400, yang kekayaan bersihnya mencapai USD 3,2 triliun.

Berikut daftar miliarder Forbes 400 paling dermawan yang disusun berdasarkan perhitungan tersebut:

- Skor 1, miliarder yang menyumbang kurang dari 1 persen kekayaannya, seperti Bos Amazon Jeff Bezos dan ahli waris Wallmart Jim Walton dan Rob Walton.

- Skor 2, miliarder yang menyumbang 1-4,99 persen dari kekayaannya, seperti Oprah Winfrey dan Bos Twitter Jack Dorsey.

- Skor 3, miliarder yang menyumbang 5-9,99 persen dari kekayaannya, seperti pemilik New England Patriots Robert Kraft.

- Skor 4, miliarder yang menyumbang 10-19,99 persen dari kekayaannya, seperti Bos Microsoft Bill Gates dan Michael Bloomberg.

- Skor 5, miliarder yang menyumbang 10-19,99 persen dari kekayaannya, seperti Warren Buffet, George Soros, dan Lynn Schusterman.