Sukses

Pemerintah Susun Roadmap Pemberian Imunisasi Covid-19

Pemerintah yang dikoordinasikan Kemenkes telah menyiapkan Roadmap Rencana Nasional Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah yang dikoordinasikan Kemenkes telah menyiapkan Roadmap Rencana Nasional Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Covid-19. Selain itu juga telah dilaksanakan Rakor Tingkat Menteri yang dikoordinasikan Ketua Pelaksana PC-PEN untuk membahas protokol pelaksanaan vaksinasi.

“Roadmap ini akan mengatur secara lengkap pelaksanaan vaksinasi, termasuk menyiapkan timeline dan tahapan pemberian imunisasi. Rencananya Roadmap akan diselesaikan dan dilaporkan pada Rapat Pleno minggu depan,” ujar Airlangga, Jakarta, Jumat (18/9).

Terkait pengadaan vaksin, hingga kini sudah ada rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi yang akan mengatur secara lengkap proses pengadaan, pembelian dan distribusi vaksin, serta pelaksanaan vaksinasi dan pemberian imunisasi.

"Selanjutnya yang sangat penting dan perlu segera diselesaikan adalah perlunya pengaturan protokol pelaksanaan vaksinasi, dan pemerintah yang dikoordinasikan Kemenkes telah menyiapkan Roadmap ini," jelas Menko Airlangga.

Nantinya, juga akan disusun juga Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) sebagai turunan dari Perpres Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi, yang mengatur mengenai penetapan jumlah dan jenis vaksin, pengadaan vaksin, pembelian vaksin, penetapan kriteria dan prioritas penerima dan prioritas wilayah dan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi.

“Critical time-nya adalah tiga bulan sampai Desember 2020. Kita harus menjaga, jangan sampai ada lonjakan ekstrim dan kondisi tidak normal, sebelum vaksinasi mulai dilakukan,” paparnya.

Sementara itu, pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Daerah sudah dikoordinasikan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kepala Satgas PC-19. “Untuk ini sudah diterbitkan SE dari Mendagri kepada para Kepala Daerah,” kata Menko Airlangga.

Selain itu, telah ada penandatanganan MoU antara Menkes dengan UNICEF yang disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tentang pengadaan vaksin dengan skema multilateral. Untuk uji klinis di Bandung akan diinfokan hasilnya pada pertengahan Oktober 2020.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pemerintah Siapkan Perpres soal Pengadaan Vaksin dan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) yang akan mengatur pengadaan vaksin dan vaksinasi Covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Airlangga Hartarto.

"Untuk vaksin, pemerintah menyiapkan Perpres pengadaan vaksin dan vaksinasi dan ini akan mengatur berbagai proses," kata Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (18/9/2020).

Adapun, proses tersebut meliputi pengadaan, pembelian, distribusi vaksin dan pelaksanaan imunisasi. Kata Airlangga, hal ini akan dikoordinasikan pada rapat-rapat selanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah sudah berkomitmen untuk menyediakan 30 juta dosis vaksin pada akhir 2020 ini.

Airlangga mengatakan, pemerintah ingin segera menyetop penyebaran virus corona di Tanah Air. Sehingga apa yang harus dilakukan yakni dengan segera memperoleh akses terhadap vaksin.

"Pemerintah sudah melakukan uji klinis vaksin bukan hanya yang sedang berlangsung di Indonesia, tapi juga di China, Brazil, Bangladesh, Turki, dan ini diharapkan selesai di bulan Desember (2020). Akses vaksin yang diperoleh besarnya adalah 250-300 juta," jelasnya dalam sesi teleconference, Selasa (15/9/2020) lalu.

Sebagai proyeksi, ia memperkirakan pada kuartal IV tahun ini Indonesia akan memiliki 30 juta dosis vaksin. Sehingga pada 2021 mendatang akan terdapat 300 juta dosis vaksin Covid-19. 

3 dari 3 halaman

40 Juta Vaksin Covid-19 Tiba Awal Desember, Fase Krisis RI Selesai dalam 2 Bulan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim penanganan pandemi Corona atau Covid-19 di Indonesia kian membaik. Tidak seperti di waktu awal penyebaran virus Corona di mana penanganan oleh pemerintah diakui masih belum rapih.

"Penanganan covid secara nasional sekarang berjalan makin rapih, main baik. Memang awal Maret, April, Mei, kita masih banyak alami hambatan. Tapi sekarang sudah makin tertib penanganannya," ujar dia dalam webinar bertajuk 'Launching Pernak Pernik Bangga Buatan Indonesia', Rabu, (16/9

Menurutnya penanganan pandemi oleh Pemerintah akan semakin baik apabila vaksin penawar virus mematikan itu telah ditemukan. Mengingat dengan kehadiran vaksin, penyebaran virus jenis baru Corona ini bisa diakhiri.

"Sudah makin tertib penanganannya. Tentu untuk menghilangkan kita harus menunggu obat dan vaksinnya," paparnya.

Kemudian, dia menyebut maksimal ada 40 juta vaksin anti Corona akan tiba di Indonesia pada awal Desember mendatang, bahkan bisa lebih cepat. Imbasnya situasi krisis akibat virus mematikan itu diyakini hanya akan berlangsung selama dua bulan kedepan.

"Vaksin pertama akan masuk di Indonesia pada awal Desember. Mudah-mudahan bisa lebih cepat. Kalau schedule ini bisa berjalan dengan baik, dengan jumlah 30 juta sampai 40 juta vaksin pada tahun ini. Maka kritikal time kita adalah 2 bulan ini," tegas dia.

Sehingga untuk proses pemulihan ekonomi nasional diyakini mulai berlangsung pada awal tahun 2021. "Setelah itu nanti kuartal pertama tahun depan keadaan akan menjadi makin baik," imbuh dia.

Oleh karena itu, dia meminta seluruh pelaku usaha di dalam negeri, khususnya UMKM untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi perdagangan yang kembali bebas. Mengingat selama ini UMKM menjadi ujung tombak dalam perekonomian nasional.

"Teman-teman di UMKM ayo siap kan diri. Kita menghadapi pertandingan yang lebih bebas lagi kedepan. Indonesia harus lebih baik. UMKM harus bangga bahwa anda adalah ujung tombak dan tulang punggung dari ekonomi Indonesia," tukasnya.